REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desakan agar Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mundur dari jabatan ketua umum PSSI semakin menguat. Namun sepertinya Edy Rahmayadi bergeming. Bahkan Edy Rahmayadi menyatakan akan tetap memimpin PSSI hingga akhir masa jabatannya pada tahun 2020 mendatang.
Menyusul kegagalan timnas senior Indonesia di ajang Piala AFF 2018, komunikasi yang buruk ketua umum PSSI Edy Rahmayadi, dugaan pengaturan skor di Liga 2 Indonesia, serta rangkap jabatan Edy sebagai Gubernur Sumatra Utara, desakan agar Edy mundur dari jabatan ketua umum PSSI semakin menguat.
Committe Executive Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Hansamu Yama ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (6/12) malam menyatakan, desakan mundurnya ketua umum merupakan salah satu bentuk kekecewaan masyarakat sepak bola Indonesia.
"Kita doakan saja yang terbaik untuk ketua umum PSSI kita. Agar dapat memberikan yang terbaik bagi dunia sepak bola Indonesia," ujar Hansamu.
Ketika ditanya dengan kesibukan ketua umum PSSI yang rangkap jabatan dengan Gubernur Sumatra Utara sehingga memunculkan desakan mundurnya kepada ketua umum PSSI, Hansamu enggan berkomentar.
Hansamu menilai, sebenarnya PSSI di bawah pimpinan Edy Rahmayadi mampu memberikan harapan terhadap sepak bola Indonesia. Apalagi ketika mendatangkan Luis Milla sebagai pelatih timnas Indonesia. "Di bawah Luis Milla timnas Indonesia sudah menunjukkan peningkatannya. Namun. Saya tidak tahu kenapa tidak diperpanjang kontraknya."