Jumat 07 Dec 2018 09:00 WIB

Helikopter Bos Leicester City Kehilangan Kendali Rotor

Ada masalah teknis koneksi pedal dengan rotor (baling-baling) bagian belakang heli.

Rep: Febrian Fachri / Red: Israr Itah
Helikopter pemilik Leicester, Vichai Srivaddhanaprabha.
Foto: EPA-EFE/TIM KEETON
Helikopter pemilik Leicester, Vichai Srivaddhanaprabha.

REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER -- Investigasi Cabang Kecelakaan Udara (AAIB), badan yang menyelidiki penyebab seluruh kecelakaan udara di Inggris, mendapati masalah yang menyebabkan kecelakaan helikopter yang ditumpangi pemilik Leicester City Vichai Srivaddhanaprabha. AAIB mengungkapkan, ada masalah teknis pada koneksi pedal dengan rotor (baling-baling) bagian belakang heli. 

AAIB menemukan, sebelum terbang menuju London dari Kota Leicester, tali yang menghubungkan pedal di kokpit helikopter ke rotor tersebut tidak lagi terhubung. Saat lepas landas, duet pilot Eric Swaffer dan Izabela Roza Lechowicz yang mengendalikan helikopter tersebut memang belum merasakan ada masalah. Keanehan baru terasa saat mereka hendak memutar arah. Tali rotor tidak lagi berfungsi sehingga helikopter mereka tak terkontrol sampai jatuh menghujam permukaan tanah. 

Bos Leicester Vichai Srivaddhanaprabha tewas akibat kejadian itu. Begitu juga dengan dua staf pribadi Vichai, Nusara Suknamai dan Kaveporn Punpare. Swaffer dan Lechowich juga meninggal. 

"Inspeksi ke lokasi kecelakaan, kami menemukan bagian yang menghubungkan rotor ekor telah terpurus dari pedal. Penyebab putus karena adanya penumpukan pelumas hitam," begitu laporan dari AAIB, dikutip dari BBC, Jumat (7/12).

Penerbangan helikopter merek AgustaWestland AW169 saat lepas landas dari Stadion King Power berlangsung aman hanya selama 40 detik. Setelah mencapai ketinggian 430 kaki, pesawat mulai liar sampai menghantam tanah dan kemudian langsung terbakar. Proses ini direkam oleh masyarakat yang baru saja keluar dari King Power usai menyaksikan pertandingan antara The Foxes melawan West Ham United pada Sabtu (27/10) lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement