REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Isu mafia pengaturan skor di dunia sepak bola Indonesia masih bergulir hingga saat ini. Kemungkinan keterlibatan pemain dalam agenda itu pun terus dibahas publik.
Mengenai masalah ini, kapten Arema FC Hamka Hamzah ikut memberikan pandangannya. Hal ini terutama penilaian publik apabila menemukan pemain yang tiba-tiba bermain tak baik seperti sebelumnya.
"Pemain bola yang kadang bagus mainnya di 10 pertandingan lalu (menemukan) di satu pertandingannya jelek, nanti langsung dikira terlibat match fixing," kata Hamka saat ditemui wartawan di kediamannya, Perumahan Ijen Nirwana, Kota Malang, belum lama ini.
Menurut Hamka, semua pemain bola tidak selamanya akan bermain bagus di 34 pertandingan. Publik tak perlu menyudutkan pemain terlibat dalam satu agenda hitam apabila menemukan situasi ini. Terlebih lagi, ia melanjutkan, bagi mereka yang masuk sebagai orang-orang ahli dalam olahraga tersebut. "Bohong kalau (mereka) enggak tahu. Ini sama seperti tak selamanya Messi dan Ronaldo main bagus, pasti ada jeleknya," jelasnya.
Hal terpenting, Hamka mengingatkan, para pemain sepak bola agar tidak tergiur dengan suapan para mafia pengaturan skor. Pemain harus mengerti dan menjaga harga dirinya demi sepak bola Indonesia. "Jangan ambil yang hanya sekejap. Saya yakin sekali ambil, sudah akan terus terikat. Itu pasti," kata dia menjelaskan.