Senin 10 Dec 2018 00:20 WIB

Sriwijaya FC ke Liga 2, Manajemen: Ini Bukan Akhir Segalanya

Manajemen akan sekuat tenaga mengembalikan Sriwijaya FC ke habitatnya di Liga 1.

Rep: Maspril Aries/ Red: Endro Yuwanto
Pesepakbola Sriwijaya FC, Esteban Vizcarra (kanan) berusaha menghalau bola dari pesepakbola Arema FC, Hamka Hamzah (kiri) dalam pertandingan Liga I GOJEK di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Ahad (9/12/2018).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pesepakbola Sriwijaya FC, Esteban Vizcarra (kanan) berusaha menghalau bola dari pesepakbola Arema FC, Hamka Hamzah (kiri) dalam pertandingan Liga I GOJEK di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Ahad (9/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Perjuangan Sriwijaya FC untuk bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia berakhir. Tim berjuluk Laskar Wong Kito gagal bertahan di Liga 1 setelah pada laga terakhir menderita kekalahan 1- 2 dari Arema FC pada laga Ahad (9/12) di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sriwijaya FC pada klasemen akhir berada pada peringkat 17 dengan meraih poin 39 hasil dari 11 menang, enam seri, dan 17 kalah. Alberto Goncalves dkk terdegradasi ke Liga 2 pada musim kompetisi 2019. Bersama Sriwijaya FC juga terdegradasi Mitra Kukar yang berada pada peringkat 16 dan PSMS pada peringkat 18.

Atas kegagalan bertahan pada Liga 1 Indonesia, siapa yang bertanggung jawab? Dalam pernyataan resmi Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), selaku pengelola Sriwijaya FC, Muddai Madang memberikan keterangan pers.

“Selaku Direktur Utama PT SOM sekaligus sebagai pemilik saham mayoritas PT SOM, saya adalah orang yang paling bertanggung jawab atas PT SOM dan paling berkepentingan dalam perjalanan Sriwijaya FC di kompetisi Liga 1. Faktanya, Sriwijaya FC harus terdegradasi ke Liga 2 setelah kalah 1-2 atas tuan rumah Arema FC,” kata Muddai.

Muddai yang juga menjabat Wakil Ketua Komite Olahraga Indonesia (KOI) mengaku kecewa dengan prestasi yang dicapai Sriwijaya pada kompetisi Liga 1 2018. “Kami jelas bersedih hati. Apalagi kami sudah mengerahkan pikiran dan mengeluarkan biaya untuk menjaga Sriwijaya di Liga 1. Atas nama Sriwijaya FC, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada mayarakat Sumatra Selatan, khususnya pecinta Sriwijaya yang selama ini memberikan dukungan,” ujarnya.

Muddai menjelaskan, manajemen Sriwijaya FC sudah berusaha maksimal menjaga marwah Sriwijaya untuk tetap berada di Liga 1. “Upaya itu kami lakukan dengan mendatangkan pelatih yang berkualitas. Kemudian menjaga pembayaran gaji berjalan dengan baik. Itu sekian dari beberapa bentuk dari usaha kami,” katanya.

Direktur Utama PT SOM ini mengaku, turunnya Sriwijaya ke Liga 2 pada kompetisi 2019 mendatang, adalah bentuk dari olahraga itu sendiri. "Yang mana naik turun kasta itu menjadi bagian dari seni olahraga sepak bola. Bahkan Juventus, Sampdoria, juga pernah terdepresiasi di Serie A Italia. Maka dari itu, ini bukanlah akhir dari segalanya. Kami akan tetap optimis dalam berjuang untuk mengembalikan Sriwijaya FC ke habitatnya di Liga 1."

Menurut Muddai, bersama manajemen ia akan sekuat tenaga mengembalikan Sriwijaya FC ke habitatnya sebagai peserta kompetisi Liga 1 pada 2020. Setelah kegagalan pada kompetisi yang sudah usai, Direktur Utama PT SOM menyatakan ini akan ada evaluasi baik pelatih maupun pemain.

Muddai juga menjelaskan langkah yang akan dilakukan manajemen atau pemegang saham ke depan. Ia memberi contoh pada klub di Inggris. “Dari 20 klub Liga Primer Inggris 12 klub pemiliknya bukan orang Inggris. Kami harapkan masyarakat untuk tidak gaduh dengan persoalan yang tidak berhubungan dengan teknis keolahragaan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement