REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Direktur Umum AC Milan Leonardo Araujo mengatakan timnya sangat membutuhkan tambahan pemain sebagai pengatur permainan di lini tengah. Nama Cesc Fabregas santer dikaitkan dengan Rossoneri.
Akan tetapi, manajemen Milan tidak dapat bergerak cepat lantaran masih dalam pengawasan UEFA terkait pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP). Saat Milan dikuasai investor Cina Yong Hong Li tahun lalu, Il Diavolo Rosso membeli 11 pemain baru dengan uang hasil utang. Itu tidak diperkenankan oleh UEFA karena akan berdampak buruk buat klub bersangkutan.
Awalnya Milan terancam dilarang tampil di kompetisi Eropa karena pelanggaran tersebut. Tapi setelah upaya banding, Milan hanya dikenai denda sebanyak 25 juta euro.
Tapi Milan masih harus berhati-hati mendatangkan pemain baru. Andai kedapatan lagi melakukan pelanggaran FFP, Milan bisa dikenai sanksi lebih berat.
“Akan ada sanksi ekonomi, kita lihat saja apa yang akan terjadi. Kami punya keseimbangan keuangan yang sangat negatif. Kami jelas akan melakukan sesuatu di pasar, tapi dengan perlahan," kata Leonardo kepada Sky, dikutip dari Football Italia, Senin (10/12).
Milan baru saja mendatangkan pemain baru dari Brasil Lucas Paqueta. Pemain itu dibeli dari Flamengo senilai 35 juta euro. Kemudian Milan juga masih belum lunas untuk pembelian Gonzalo Higuain dari dan Tiemoue Bakayoko. Andai prosedural Milan mendatangkan Fabregas tidak akan berpotensi terkena hukuman FFP, Leonardo berjanji akan segera melanjutkan proses negosiasi dengan Chelsea.
Chelsea mematok harga pemain 31 tahun itu senilai 10 juta euro. Milan menyiap gaji 4,5 juta euro untuk durasi kontrak 2,5 tahun.
Cedera yang dialami Lucas Biglia dan Giacomo Bonaventura membuat langkah I Rossoneri sering terjegal karena skema permainan tim yang dirancang pelatih Gennaro Gattuso mudah dibaca lawan. "Kami melihat kondisi. Grafik kami sangat buruk," kata Leonardo.
Fabregas sebenarnya terbuka untuk bergabung dengan Milan. Istri Fabregas disebut juga membantu Milan untuk membujuk pemain asal Spanyol itu hijrah ke Italia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
