Jumat 14 Dec 2018 21:30 WIB

Direktur Persib Optimistis Jakmania-Bobotoh Satu Tribun

Bisa saja kedua suporter 'dipaksa' untuk bersinggungan langsung di dalam stadion.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto
Suporter Persib mengenakan baju bertuliskan Vik Jak Sehati saat acara Doa Bersama Bobotoh (suporter Persib) di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Rabu (26/9) malam.
Foto: MJ07
Suporter Persib mengenakan baju bertuliskan Vik Jak Sehati saat acara Doa Bersama Bobotoh (suporter Persib) di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Rabu (26/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung menyelesaikan kompetisi Liga 1 2018 di posisi keempat. Manajemen Persib mengevaluasi secara keseluruhan skuat Persib, termasuk mengenai pendukung Persib, Bobotoh.

Kejadian pada September 2018 lalu memiliki dampak tersendiri bagi Persib. Kehilangan Bobotoh bukan hanya mengakibatkan turunnya penampilan Persib tapi juga kerugian finansial karena laga kandang usiran luar Pulau Jawa.

Namun direktur PT Persib Bandung Bermartabat Teddy Tjahyono mengakui kejadian tersebut bisa jadi momentum untuk Persib menjadi lebih baik. Termasuk kerasnya rivalitas dari Bobotoh dan pendukung Persija, Jakmania.

"Konflik (Bobotoh dan Jakmania) itu makin runcing. Kami bisa inisiasi melalui pertolongan suporter," kata Teddy di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Kamis (13/12).

Teddy menyatakan, Persib memang menjalin komunikasi dengan pentolan Bobotoh dari berbagai kelompok. Bahkan ia mengakui hubungan atasan Bobotoh dan Jakmania terjalin dengan baik. Namun yang menjadi masalah adalah di akar rumput.

Teddy menuturkan, bisa saja kedua suporter 'dipaksa' untuk bersinggungan langsung di dalam stadion. Tentunya dengan pengamanan ketat di awal masa percobaan. "Misal pada saat Persib lawan Persija di Gelora Bandung Lautan Api, ok, kita coba 500 orang The Jak dikawal oleh Bobotoh, benar-benar dijaga," tegas dia.

The Jak akan diberikan satu tribun bersama Bobotoh dengan pengawalan ketat. Persib juga menyediakan 5 hingga 10 bus untuk Jakmania dan dibantu dari komunitas Bobotoh dari manapun. "Sosialisasi dan komunikasi (dengan pentolan Bobotoh) sudah, karena lama-lama makin tidak karuan konfliknya," jelas Teddy.

Memang, tidak ada yang mengetahui awal mula rivalitas kedua suporter terbesar di Indonesia ini. Namun dengan usaha dan kerja sama, bukan tidak mungkin kedua belah pihak akan benar-benar berada di satu tribun yang sama. "Okelah rivalitas, tapi jangan sampai kebablasan kayak begitu. Saya sih kalau mau mencairkan mesti dari semua, kalau semakin dilarang makin memuncak dan tidak akan beres," jelasnya.

Teddy optimistis ketegangan kedua kubu suporter akan mencair di masa mendatang. Apalagi dengan berbagai macam insiden yang terjadi selama Liga 1 2018. Momentum tersebut dapat dijadikan sebagai ajang perdamaian kedua belah pihak. "Tapi tidak bisa hanya bicara di atas tanpa implementasi ke bawah. Kalau misal benar-benar dikawal 200-300 orang dijagain oleh Bobotoh kita saja, lama-lama makin besar jadi 1 tribun khusus."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement