Sabtu 15 Dec 2018 22:15 WIB

Pegolf Thailand dan Swedia Dominasi Indonesian Masters 2018

Saksansin mampu menjaga posisi puncak hingga putaran ketiga, Sabtu (15/12) rampung..

Pegolf Thailand, Poom Saksansin beraksi dalam ajang BNI Indonesian Masters 2018 di Royale Jakarta Golf Club (RJGC), Pondok Gede, Jakarta Timur,  Sabtu (15/12).
Foto: Istimewa
Pegolf Thailand, Poom Saksansin beraksi dalam ajang BNI Indonesian Masters 2018 di Royale Jakarta Golf Club (RJGC), Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegolf Thailand, Poom Saksansin mampu memberikan perlawanan dahsyat kepada atlet-atlet dunia pada ajang BNI Indonesian Masters 2018. Sejak turnamen elite ini digelar pada hari Kamis (13/12) di Royale Jakarta Golf Club (RJGC), Pondok Gede, Jakarta Timur, Saksansin sangat stabil.

Permainan luar biasa diawali Saksansin dengan meraup 67 pukulan atau 5 pukulan di bawah par (6-under 67). Torehan itu kian spektakular ketika pada hari kedua ia memborong  9-under 63 sehingga total membukukan 14-under 130. Ia pun memimpin leaderboard sendirian.

Saksansin mampu menjaga posisi puncak tersebut hingga putaran ketiga yang digelar pada Sabtu (15/12) rampung digelar. Namun, pada putaran ketiga ini, anggota timnas golf Thailand untuk Asian Games 2018 ini hanya mencatatkan 2-under.

“Tak ada strategi khusus. Saya pelihara mood saya dengan selalu berbahagia. Tapi, memang di sini angin sangat berpengaruh,” kata Saksansin, seusai berlaga, Sabtu.

Dengan selalu menjaga mood positif itu Saksansin menyatakan tak gentar berhadapan dengan para pegolf dunia. Saat ini, Saksansin saling berburu tempat pertama dengan pegolf asal Swedia, Henrik Stenson.

Stenson selalu setia menempel posisi Saksansin di setiap putaran. Melihat persaingan yang ketat, Saksansin justru merasa bahagia. Itu karena Stenson adalah idola pegolf berusia 22 tahun tersebut. "Tapi saya juga tak mau meremehkan pegolf lainnya," kata dia.

Stenson pun memuji Saksansin. Menurut dia, kehadiran Saksansin membuat Indonesian Masters 2018 berjalan cukup berat.

“Saksansin fantastis, tapi saya akan berusaha bermain baik, terutama mengantisipasi angin, dan juga kondisi padang golf. Begitu menemukan gaya yang mumpuni, saya akan bermain agresif,” tutur Stenson.

photo
Hernik Stenson (kiri) berada dalam satu flight bersama pegolf Australia, Josh Younger (tengah), dan pegolf Inggris, Justin Rose (kanan) pada putaran ketiga ajang Indonesian Masters 2018, Sabtu (15/12).

Stenson mengungkapkan, kesulitan terbesar selama berjuang di Indonesian Masters 2018 adalah cuaca. Terutama, Stenson menilai angin yang sangat kencang membuatnya perlu mempertimbangkan matang-matang pukulannya. Hal ini ia lakukan agar dapat melontarkan bola pada posisi yang diinginkan demi bisa menghasilkan birdie.

Dari ayunan stik golfnya, kiprah Stenson juga tergolong manis. Selama melahap tiga putaran, ia mengoleksi empat pukulan di bawah par sehingga total mencatatkan 13-under 203 pukulan. Di putaran pertama ia sudah membuat 5-under, dilanjutkan dengan 5-under.

Tak heran jika kiprah Saksansin dan Stenson menjadi menarik di RJGC. Di sisi lain, secara pribadi mereka punya cerita tersendiri di BNI Indonesian Masters. Jika berhasil menjadi juara, berarti Stenson merupakan debutan yang sukses. Ini memang jadi kali pertama Stenson hadir di ajang berhadiah total US$ 750.000 itu.

Meski begitu, Stenson sudah sejak lama menancapkan kukunya di kancah golf dunia. Selain tur-tur open, pegolf berusia 42 tahun itu juga punya gelar dari tur major. Stenson merengkuh trofi tur major pertamanya pada 2016 saat menjuarai the Champion.

Sukses itu membawa Stenson berkibar lewat anugerah European Tour Golfer of the Year. Penghargaan serupa pernah diterimanya, yakni seusai juarai FedEx Open 2013. Kini, Stenson menempati peringkat 27 dunia.

Bukan hanya di single event, Stenson juga bersinar di kancah pesta multievent olahraga dunia. Pegolf berpostur 188 cm dan 86 kg itu meraih medali perunggu Olimpiade, 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Berbede dengan Stenson, Saksansnin bukan pemain baru di BNI Indonesian Masters. Pada 2016, pegolf berusia 22 tahun itu sudah berjaya, bahkan dengan status spesial pula, yakni sebagai juara termuda tur yang bernaung di bawah bendera PGA Asian Tour itu.

Indonesia sebagai tuan rumah BNI Indonesian Masters juga punya jagoan. Sosok tersebut adalah Danny Masrin. Ia jadi satu-satunya pegolf lokal yang mampu menerobos fase cut off setelah membukukan event atau sesuai par, 144 pukulan.

“Saya akan istirahat jelang putaran final. Saya ingin benar-benar rileks tak memikirkan golf buat sementara. Tapi, saya sudah punya game-plan dan strategi akan disesuaikan dengan kondisi,” tutur Danny.

Putaran terakhir Indonesian Masters 2018 akan digelar pada Ahad (16/12) di tempat yang sama. Jalannya putaran pamungkas ini akan menjadi momen perebutan juara antara Saksansin dan Stenson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement