Rabu 19 Dec 2018 21:34 WIB

Andi Darussalam Ungkap Pengaturan Skor Final Piala AFF 2010

ADS mengaku kenal baik dengan sejumlah orang yang biasa mengatur hasil pertandingan.

Timnas Indonesia seusai gagal meraih juara Piala AFF 2010. Di partai final, Indonesia kalah agregat 2-4 dari Malaysia.
Foto: EPA/Adi Weda
Timnas Indonesia seusai gagal meraih juara Piala AFF 2010. Di partai final, Indonesia kalah agregat 2-4 dari Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan manajer timnas sepak bola putra Indonesia, Andi Darussalam Tabusalla, mengakui ada pihak yang mengatur hasil pertandingan final Piala AFF 2010. Ketika itu, timnas Indonesia kalah agregat 2-4 dari Malaysia setelah tumbang 0-3 pada leg pertama 26 Desember 2010, di Kuala Lumpur.

Dalam acara Mata Najwa di salah satu televisi swasta, Rabu (19/12), ADS--sapaannya--mengaku tahu adanya pengaturan skor dari bandar Malaysia. Sebab, ADS mengaku kenal baik dengan sejumlah orang yang biasa mengatur hasil pertandingan.

Akan tetapi, ADS menolak terlibat di dalamnya. Ia juga menyesalkan tudingan kepada Wakil Ketua Umum PSSI saat itu Nirwan D Bakrie. ADS bersedia mengungkap kisah yang ia tahu terkait tudingan pengaturan suap itu. Namun, ia menolak bercerita dalam acara tersebut maupun ke publik, melainkan kepada pihak berwenang yang dapat mengusut tuntas kasus ini.

"Saya tidak akan menyebut nama di sini, tapi akan saya sampaikan kepada insititusi yang berwenang," kata ADS sambil melihat ke arah Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menpora Imam Nahrawi yang hadir dalam acara ini.

Dalam sesi lanjutan acara Mata Najwa, ADS yang kembali diberi kesempatan berbicara mengaku alpa menjaga hotel tempat timnas menginap kala itu. Sehingga, ada pihak yang bisa mengakses timnas. "Saya tidak ikut pengaturan skor. Saya dimainkan," tegasnya sambil kembali menegaskan komitmen menceritakan apa yang diketahuinya saat itu kepada pihak kepolisian.

Sebenarnya isu pengaturan skor/suap ini sudah muncul lama. Beberapa pekan setelah final Piala AFF 2010 usai, seseorang yang mengaku bernama Eli Cohen mengirimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang dugaan jual-beli partai final antara Indonesia dan Malaysia yang dilakukan oleh dua pejabat PSSI. Dalam surat tersebut, kedua oknum pejabat tersebut memberikan instruksi kepada oknum pemain.

Namun kehebohan ini mereda setelah tak ada bukti lanjutan. Terlebih pihak-pihak yang berada di dalam timnas saat itu memberikan bantahan, salah satunya Bambang Pamungkas. Dalam situs pribadinya saat itu, Bepe--sapaannya--menceritakan rutinitas tim selama tiga hari di Malaysia.  

"Kami baru bertemu dengan Pak Nurdin Halid, Pak Andi Darussalam, Pak Nirwan Bakrie, dan pengurus yang lainnya sesaat sebelum memasuki bus menuju stadion pada pukul 17.15. Jadi, boleh dikatakan sepanjang hari ini sampai dengan menuju pertandingan, tim ini steril dari pihak mana pun, termasuk juga pengurus PSSI sendiri," tulis Bepe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement