Kamis 20 Dec 2018 12:41 WIB

Manajer Timnas Piala AFF 2010 Siap Buka-bukaan dengan Satgas

Pada Piala AFF 2010, timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi juara.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Timnas Indonesia Runner Up Piala AFF 2010
Foto: antara
Timnas Indonesia Runner Up Piala AFF 2010

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer tim nasional (timnas) Indonesia di ajang Piala AFF 2010, Andi Darussalam Tabusala (ADS), siap buka-bukaan dengan tim Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Pengatur Skor Sepak Bola yang dibentuk Polri. Satgas ini langsung di bawah komando Kapolri Jenderal Tito Karnavian. 

Ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (20/12), Andi Darussalam menyatakan dirinya sudah menjadi bulan-bulanan pecinta sepak bola Tanah Air ketika itu. “Saat itu nama saya sudah hancur saya dituduh telah memainkan hasil pertandingan final Piala AFF tahun 2010,” ujar ADS, sapaan akrab Andi Darussalam Tabusalla.

Sekarang, lanjut ADS, sudah ada tim Satgas Pemberantasan Pengatur Skor Sepak Bola. Ia mempersilakan saja jika ada masyarakat yang hendak melaporkan kasus tersebut. "Saya siap buka-bukaan dengan tim Satgas. Ini momentum kita untuk membenahi sepak bola Indonesia,” jelas dia.

Sebagai manajer, ADS mengaku target utamanya adalah membawa Indonesia merebut gelar juara. “Sebagai manajer tentu saya ingin Indonesia menjadi juara. Saya juga kecewa dengan hasil yang dicapai.”

Pada Piala AFF 2010, timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi juara Piala AFF. Kala itu, Indonesia berhasil lolos ke babak final dan bertemu dengan Malaysia di partai puncak. Indonesia diunggulkan untuk keluar sebagai juara.

Pasalnya, di babak penyisihan Indonesia secara meyakinkan menang telak 5-1 atas Malaysia. Indonesia bertandang ke Malaysia terlebih dahulu. Namun justru dalam final pertama yang digelar 26 Desember 2010, Indonesia secara mengejutkan kalah telak 0-3. Pada pertemuan kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, timnas Indonesia menang 2-1. Ini tidak cukup mengantar Indonesia untuk merebut gelar juara.

Dalam acara diskusi di program acara Mata Najwa di sebuah stasiun televisi swasta, ADS menyebut pemain timnas, yakni Maman Abdurahman bermain tidak sesuai dengan teori sepak bola. Sebagai manajer sepak bola ia bisa membaca permainan. "Setelah saya pelajari, permainannya aneh, seharusnya dalam posisi seperti itu Maman membuang bola. Tetapi ia justru membiarkannya tanpa pengawalan ketat sehingga bola berhasil dicuri dan Maman dilewati. Bola pun diumpan yang disambut oleh Safee Sali untuk menundukkan kiper Indonesia Markus Horison,” jelas ADS.

Tapi, ADS tidak menuduh Maman Abdurahman “bermain” dalam pertandingan tersebut. “Sekali lagi saya tegaskan saya tidak menyatakan pemain kita dibayar pihak tertentu. Kalau ada yang menyimpulkan itu asumsi mereka sendiri,” tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement