Ahad 23 Dec 2018 13:37 WIB

Aremania akan Laporkan Koordinator SOS ke Polisi

Akmal dianggap hanya bicara karena dugaan-dugaan dan kecurigaan soal match fixing.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Endro Yuwanto
Legenda sepak bola nasional Rochy Putiray (kedua kiri), Manajer Madura FC Januar Herwanto (kedua kanan), dan perwakilan dari Save Our Soccer Akmal Marhali (kanan) saat menggelar diskusi sepak bola nasional bertema #PSSIHarusBaik di Graha Pena Surabaya, Senin (17/12).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Legenda sepak bola nasional Rochy Putiray (kedua kiri), Manajer Madura FC Januar Herwanto (kedua kanan), dan perwakilan dari Save Our Soccer Akmal Marhali (kanan) saat menggelar diskusi sepak bola nasional bertema #PSSIHarusBaik di Graha Pena Surabaya, Senin (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Humas Aremania Achmad Ghozali mengatakan, atas nama Aremania akan melaporkan Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali ke Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya terkait penyataan Akmal yang menuding adanya oknum orang dalam Singo Edan terlibat praktik pengaturan skor dan match fixing. Arema akan melaporkan ke Polrestabes Surabaya dalam waktu dekat, paling lambat pada Rabu (26/12) pasca-libur dan cuti bersama Natal.

Ghozali yang juga merupakan koordinator wilayah Aremania Klayatan itu menyebutkan, semula Aremania mengajukan laporan ke Polresta Malang. Tapi karena domain tempat kejadian perkaranya di Surabaya, Polresta Malang menyarankan agar laporan diajukan ke Polrestabes Kota Surabaya atau Polda Jawa Timur.

"Laporan ini terkait pernyataan Akmal Marhali saat diskusi di Graha Pena, Surabaya. Dalam sebuah diskusi, Akmal Marhali menyebutkan adanya pengaturan skor dan match fixing yang membantu Arema dan PSIS Semarang lolos dari zona degradasi," kata Ghozali kepada Republika.co.id, Ahad (23/12).

Dengan pelaporan yang dilakukan Aremania ini, Ghozali berharap kasus ini bisa diteruskan ke ranah hukum. Aremania merasa pernyataan dan tudingan Akmal itu tidak punya dasar dan bukti yang kuat. Akmal, kata dia, hanya berbicara karena dugaan-dugaan dan kecurigaan.

Ghozali menuntut Akmal agar memberikan klarifikasi terkait pernyataannya itu karena telah membuat fitnah terhadap Arema dan PSIS. Selain menuntut memberikan klarifikasi, Aremania juga ingin Akmal menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui media massa nasional untuk menjaga citra baik Arema dan PSIS.

Ghozali melanjutkan, pernyataan Akmal yang menuding PSIS dan Arema dibantu orang dalam supaya selama dari jerat degradasi itu terjadi di kompetisi Liga 1 2018 yang baru saja selesai. Arema berhasil finis di urutan enam klasemen akhir. Sementara PSIS finis di urutan 10.

Ghozali menambahkan, Aremania terluka dengan tudingan Akmal yang menyebutkan klub Arema terlibat pengaturan skor. Aremania, lanjut dia, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pemain berjibaku berjuang keras di lapangan. Manajemen merombak struktur tim pelatih saat kompetisi sudah berjalan. Serta menambah tiga pemain baru untuk meningkatkan performa tim.

"Semua komponen di Aremania baik itu pemain, pengurus, bekerja keras supaya bisa naik peringkat. Bahkan perjuangan itu juga dihadapkan dengan sanksi yang melarang Aremania beberapa laga tidak boleh menonton di stadion. Ini tidak dilihat Akmal. Harusnya dia sharing dulu bersama kami kalau mau tahu. Silakan datang ke Malang," ujar Ghozali.

Ghozali tak menampik bahwa di PSSI ada mantan pengurus Arema Iwan Budianto dan mantan pengurus PSIS Yoyok Sukawi. Tapi sejak diangkat menjadi bagian dari pengurus PSSI, kata dia, Iwan dan Yoyok sudah melepaskan jabatannya di klub.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement