Jumat 28 Dec 2018 16:49 WIB

BS Tegaskan akan Tetap Buka Kasus Match Fixing

Sanksi seumur hidup ini menjadi yang kedua bagi Bambang Suryo.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Endro Yuwanto
Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS) memberikan keterangan pers ihwal sanksi yang diberikan Komdis PSSI kepadanya di Jalan Surabaya, Kota Malang.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS) memberikan keterangan pers ihwal sanksi yang diberikan Komdis PSSI kepadanya di Jalan Surabaya, Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS) akan tetap berusaha membuka praktik pengaturan skor di dunia sepak bola Indonesia. Ia akan tetap maju meski Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhi hukuman larangan terlibat di sepak bola Indonesia seumur hidup.

"Saya tidak akan berkoar, saya tidak akan bermacam-macam. Saya (tetap) akan membuka match fixing di Indonesia ini," kata BS saat ditemui wartawan di Jalan Surabaya, Kota Malang, belum lama ini.

Sebelumnya, Komite Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo, dengan larangan beraktivitas dalam ruang lingkup sepak bola Indonesia seumur hidup. Komdis PSSI menyatakan, BS melakukan tingkah laku buruk pada pertandingan PSN Ngada versus Persekam Metro FC pada 26 November lalu di kompetisi Liga 3 2018. BS disebut berupaya menyuap tim PSN Ngada.

Sanksi ini menjadi yang kedua bagi Bambang Suryo. Pada 2015, pria yang akrab dipanggil BS itu pernah dihukum larangan beraktivitas dalam lingkungan sepak bola PSSI selama seumur hidup. Hukuman ini muncul karena skandal yang sama, yakni pengaturan skor. "Tahun 2015 saya dihukum seumur hidup, dibuktikan lagi sama ketua umum PSSI saat ini. Sekarang dihukum seumur hidup lagi, apakah ini bukan pembunuhan karakter bagi saya?" kata BS.

BS menilai, hukuman yang diberikan PSSI kepadanya sangat tidak adil. Pernyataan ini diungkapkannya jika dibandingkan sanksi yang diterima mantan pengurus Exco PSSI, Hidayat. Hidayat justru dihukum sekitar 3,5 tahun dengan denda sebesar Rp 150 juta. "Menurut mereka adil, tapi menurut saya nggak," jelas BS.

Meski mendapatkan perlakuan yang dianggap 'janggal', BS mengaku tidak ingin berpikiran negatif. Dengan kata lain, ia tak mau menilai PSSI tengah berupaya melemahkannya. Ia berharap PSSI juga tidak memiliki rencana ke arah demikian.

BS menegaskan, akan tetap maju membantu sepak bola Indonesia agar lebih baik lagi ke depan. "Ibarat saya ini semut yang diinjak oleh gajah. Tapi semut yang diinjak oleh gajah akan berontak," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement