Senin 31 Dec 2018 09:44 WIB

Liga 1 Juga Dicurigai Tercemar Pengaturan Skor

Mafia skor diduga telah 'menguasai' Liga 2 dan Liga 3.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignasius Indro (kanan) bersama Anggota Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Emerson Yuntho (kiri) membawa poster dukungan sebelum beraudiensi dan memberi dukungan Satgas Polri untuk Pemberantasan Mafia Sepak Bola di Krimum, Polda Metrojaya, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignasius Indro (kanan) bersama Anggota Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Emerson Yuntho (kiri) membawa poster dukungan sebelum beraudiensi dan memberi dukungan Satgas Polri untuk Pemberantasan Mafia Sepak Bola di Krimum, Polda Metrojaya, Jakarta, Jumat (28/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian menyebut kemungkinan skandal pengaturan skor di persepakbolaan Indonesia tak hanya menjangkiti Liga 2 dan 3. Satuan Tugas (Satgas) antimafia bola juga telah menyelidiki kecurigaan terjadinya pengaturan skor di Liga 1. Liga tersebut merupakan strata tertinggi dalam kompetisi sepak bola di Indonesia.

"Iya tidak menutup kemungkinan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi, Ahad (30/12).

Sejauh ini, lanjut Dedi, Satgas Antimafia Bola telah memeriksa belasan saksi terkait praktik pengaturan skor. Liga 2 dan 3, kata Dedi, adalah yang paling terindikasi kuat telah tercemar oleh praktik pengaturan skor. Dua liga tersebut pun menjadi pintu awal polisi dalam mengungkap lebih luas kasus mafia bola.

Dedi mengklaim, kepolisian sudah mendapat dukungan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam upaya pemberantasan mafia bola yang ada di Indonesia. Dedi yakin, dengan dukungan tersebut maka usaha untuk memberantas mafia bola di Indonesia semakin menunjukkan titik terang.

"Ketua Umum PSSI (Edi Rahmayadi) sudah berkomitmen akan mendukung secara penuh Satgas ini untuk memberantas mafia pengaturan skor dan merusak persepakbolaan indonesia," kata Dedi.

Hingga Ahad (30/12), ada empat tersangka yang sudah ditangkap polisi. Mereka adalah Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih, anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Ling En serta dua orang lain yaitu mantan Komisi Wasit, Priyanto dan anaknya, Anik.

Terkait kasus pengaturan Skor, Dedi menambahkan, polisi akan menjerat para pelaku dengan pasal penyuapan. Namun, tidak menutup kemungkinan polisi juga akan menjerat pelaku dengan pasal berlapis seperti pasal Pencucian Uang. "Ini semua akan terus kami selidiki dan ungkap dengan pasal-pasal yang sesuai," kata dia.

Polisi menyadari tentang sorotan luas terkait penangkapan empat orang tersebut. Dwi Irianto menjadi sosok yang paling mendapatkan perhatian.

Pria yang kerap dipanggil Mbah Putih itu diduga terlibat dalam pendanaan di kasus pengaturan skor liga sepak bola Indonesia. Ini menjadi sebuah ironi mengingat tupoksi Dwi selama ini adalah memberikan sanksi kepada klub-klub yang dianggap tidak melakukan tindaka sportif di Liga 1 2018. "Dia sebagai penyandang dana, nanti didalami dulu," kata Dedi.

Dedi mengatakan, keterlibatan Dwi diduga cukup kuat dalam sejumlah aksi mafiabola di Indoneisa. Menurut Dedi, saat ini tim sedang melakukan pemeriksaan dan pengembangan untuk mengungkap secara luas kasus ini.

Dwi diduga terlihat dalam skema pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3. "Itu pintu awal satgas masuk menelusuri dugaan pengaturan skor," kata Dedi.

Dwi bersama Johar kini mendekam di rutan Polda Metro Jakarta. "Semua hasil pemeriksaan oleh satgas terhadap tersangka dan para saksi akan di klarifikasi lagi," ujar Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement