REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto berpesan kepada PSSI agar tidak membuat laporan ke Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) terkait persoalan dugaan kasus pengaturan skor pertandingan di Liga Indonesia. Ia khawatir jika pengusutan mafia pengaturan skor yang melibatkan sejumlah pihak di PSSI, memunculkan peringatan dari FIFA.
"Jangan sampai suatu saat dari markasnya FIFA muncul semacam notice bahwa ini adalah bentuk pelangaran Pasal 13, 14, 17 dari Statuta FIFA," ujar Gatot saat hadir dalam diskusi bertajuk 'Sepak Mafia Bola' di Menteng, Jakarta, Sabtu (5/1).
Menurut Gatot, pasal-pasal tersebut dihadapi pemerintah saat pemerintah membekukan PSSI beberapa tahun lalu. Pembekuan tersebut dianggap bentuk intervensi pemerintah terhadap PSSI yang kemudian memunculkan peringatan dari FIFA. "Itu adalah pasal-pasal yang sangat angker yang kami hadapi saat pembekuan PSSI. Saya yakin PSSI tidak akan komplain ke sana," kata dia.
Gatot juga memastikan, pemerintah tidak akan membekukan PSSI karena persoalan tersebut. Ia menyadari PSSI saat ini sudah banyak berbenah dibandingkan sebelumnya.
Terlebih, Gatot mengungkapkan, pembekuan PSSI sangat menguras energi dan pikiran. "Pemerintah tidak akan bekukan PSSI, membekukan itu buang energi, pikiran luar biasa sekali, poinnya adalah bukan kami tidak kritis. Tapi, PSSI sudah banyak berubah dan berbenah, satgas ini sudah bergerak cepat," jelas dia.
Satuan Tugas Antimafia Bola Mabes Polri, lanjut Gatot, saat ini juga sudah bergerak sangat cepat dalam mengusut kasus dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola Liga Indonesia. Bahkan, tidak lama dibentuk, sudah ada empat orang yang dijadikan tersangka.
Gatot juga meyakini pengusutan mafia sepak bola pada akhirnya menguntungkan bagi pembenahan sepak bola Tanah Air. "Ini adalah kesempatan yang baik buat siapa pun stakeholder sepak bola. Ujung-ujungnya PSSI yang akan sangat diuntungkan kalau masalah ini bisa diselesaikan," jelas dia.