REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak menganggap peran Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola bentukan Mabes Polri sebagai intervensi pemerintah terhadap federasi nasional. Badan induk sepak bola nasional tersebut menilai, keberadaan tim penyelidikan dari aparatur penegak hukum sebagai upaya bersama membersihkan kompetisi sepak bola Indonesia dari praktik yang culas.
Ketua Bidang Hukum di Komite Eksekutif (Exco) PSSI Gusti Randa menyatakan, federasi pun belum pernah melaporkan resmi keberadaan satgas tersebut ke Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). “Pertama, kami (PSSI) tidak pernah menganggap itu (satgas) sebagai intervensi. Jadi kami juga buat apa lapor ke FIFA,” ujar dia, Ahad (6/1).
Karena itu Gusti menilai, kekhawatiran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai reaksi berlebihan. “Saya pastikan itu bukan intervensi. Karena sejak awal dibentuknya satgas ini, kami sangat mendukung untuk bersih-bersih. FIFA juga pernah mengalami yang sama,” ujar dia menambahkan.
Gusti pun menegaskan kembali, tak ada alasan bagi PSSI menolak keberadaan satgas. “Karena instruksinya dari ketua umum (PSSI) kan jelas. Kami mendukung pembentukan satgas,” sambung dia.
Di satu diskusi terbuka, Sabtu (5/1), Sesmenpora Gatot S Dewa Broto mengingatkan PSSI agar tak gegabah melaporkan pembentukan dan aksi Satgas Antimafia Bola kepada FIFA. Gatot khawatir, laporan federasi nasional ke badan induk sepak bola internasional tersebut membawa dampak yang buruk. Yaitu terulangnya kembali peringatan keras FIFA terhadap Indonesia.
Gatot mengatakan, Indonesia pernah mengalami itu pada 2015 lalu, yang berujung pada penonaktifan PSSI dari keanggotaan FIFA. Penanggalan keanggotaan PSSI di federasi dunia tersebut sebetulnya buntut dari pembekuan badan induk sepak bola nasional oleh Kemenpora yang dianggap FIFA melanggar Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA. Deretan pasal dalam beleid internal tersebut memastikan independensi anggota FIFA dalam menyelesaikan segala persoalan yang melibatkan sepak bola.
Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono dari Abu Dhabi, Uni Emirates Arab, saat dihubungi tak ingin berkomentar terkait kekhawatiran Gatot tersebut. Karena, menurut dia PSSI sampai saat ini terbuka dengan semua pihak yang berupaya menjadikan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik dan bersih dari praktik-praktik yang curang. “Sudahlah, kita sama-sama menginginkan sepak bola kita ini lebih baik,” ujar dia.