Selasa 08 Jan 2019 19:31 WIB

LIB Akui Tahan Dana Subsidi Rp 2,5 Miliar Tiap Klub Liga 1

Uang subsidi tersebut pencairannya bertahap lewat tiga komponen penilaian.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endro Yuwanto
Logo Liga Indonesia Baru
Foto: liga-indonesia.id
Logo Liga Indonesia Baru

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Operator kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB) mengakui masih menahan dana subsidi senilai Rp 2,5 miliar untuk masing-masing klub Liga 1 2018. Direktur Operasional LIB Tigor Shalom Boboy mengatakan, penahanan uang kontribusi peserta kompetisi kasta utama tersebut lantaran belum tuntasnya penilaian sejumlah syarat penerimaan di PSSI.

Tigor menerangkan, dana kontribusi dari LIB untuk 18 klub peserta Liga 1 2108 sebesar Rp 7,5 miliar. Uang subsidi tersebut pencairannya bertahap lewat tiga komponen penilaian. Yaitu kewajiban klub memilik elite pro academy atau skuat U-16 sebagai pembinaan usia dini. Komponen lainnya, yaitu lisensi klub dan pembinaan pemain U-23.

Sejauh ini, kata Tigor, LIB sudah membayarkan Rp 5 miliar kepada 18 klub peserta secara bertahap sebelum Liga 1 pungkas. Pembayaran tersebut lantaran 18 klub berdasarkan penilaian federasi, sudah memenuhi komponen pertama dengan pembangunan elite pro academy atau U-16. Adapun sisanya, sebesar Rp 2,5 miliar, menyisakan dua komponen yang belum terverifikasi di federasi.

“Bagaimana yang belum, itu tanyakan kepada PSSI. Itu penilaiannya ada di PSSI,” kata Tigor, Selasa (8/1).

Menurut Tigor, LIB tak bisa menyampingkan dua komponen sebagai syarat pencairan lantaran itu sudah menjadi kesepakatan bersama. LIB tidak bisa mencairkan dana sisanya karena itu juga sudah menjadi keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) LIB tahun 2018 lalu. Para pemegang saham di LIB, yaitu 99 persen 18 klub peserta Liga 1 dan satu persen dengan status golden share, yakni PSSI sebagai pemilik kompetisi.

Selain soal tiga komponen syarat pencairan dana kontribusi tersebut, di internal LIB pun punya tolok ukur sendiri. Kata Tigor, demi menjaga profesionalitas kompetisi, LIB tak akan mencairkan sisa subsidi jika klub punya tunggakan gaji pemain. “Memang harus diakui, kami tahan subsidinya untuk kami bayarkan setelah ada bukti pelunasan gaji pemain itu,” jelas dia.

Pernyataan Tigor tersebut menjawab desakan dari manajemen Sriwijaya FC, sebagai salah satu tim peserta Liga 1 yang belum menerima pelunasan dana kontribusi sebesar Rp 2,5 miliar. Kata Tigor, ada dua alternatif pelunasan sisa kontribusi klub Liga 1 tersebut. Yaitu, memenuhi tiga komponen penilaian yang diwajibkan PSSI dan pemenuhan tunggakan gaji pemain.

Kedua, Tigor menambahkan, LIB akan memberikan sisa dana kontribusi musim 2018 tersebut kepada pemain sebagai pelunasan gajinya yang tertunggak di musim lalu. “Atau LIB akan memotong dana kontribusinya di musim mendatang, sesuai dengan jumlah tunggakan gaji pemainnya di musim sebelumnya,” sambung dia.

Terkait Sriwijaya, menurut data di Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (PSSI), manajemen di Palembang, Sumatra Selatan menunggak dua bulan gaji terhadap 13 pemain. Bukan cuma gaji, tujuh pemain Laskar Wong Kito pun belum menerima uang tanda jadi berseragam Sriwijaya pada awal musim 2018.

Bukan cuma Sriwijaya, dalam catatan APPI, ada empat tim lain di Liga 2 yang menunggak gaji pemain. Yakni, Persegres Gresik United yang menunggak dua bulan gaji terhadap 22 pemainnya. Tunggakan gaji juga dilakukan PSPS Riau, Persiwa Wamena, dan Persika Karawang. APPI dalam rilisnya sudah mengadukan sikap tak profesional klub-klub tersebut kepada PSSI, dan Dinas Ketenagakerjaan, serta menggugat manajemen ke pengadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement