Senin 14 Jan 2019 10:27 WIB

Tunggal Putri Bulu Tangkis Indonesia Menuju Kebangkitan

Fitriani mampu menjadi sosok yang menghentikan rekor buruk tunggal putri Indonesia.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Fitriani
Foto: REPUBLIKA/Rahayu Subekti
Fitriani

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Puasa gelar yang mendera sektor tunggal putri bulu tangkis Indonesia selama enam tahun terakhir akhirnya mampu putus pada awal 2019 ini. Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Fitriani mampu menjadi sosok yang menghentikan rekor buruk tersebut.

Atlet  asal Jawa Barat ini berhasil mencuri perhatian dengan meraih gelar di ajang Thailand Master 300, kemarin. Pada turnamen yang masuk ke dalam rangkaian tur federasi bulu tangkis dunia (BWF) tersebut, Fitriani jadi satu-satunya wakil Tanah Air yang mampu melangkah ke partai final.

Di partai puncak, ia mengalahkan perwakilan tuan rumah, Ongbamrungphan Busanan dengan dua gim sekaligus, 21-12 dan 21-14. Setelah pertandingan selesai, Fitriani tampak langsung melakukan sujud syukur di atas lapangan. Ini juga menjadi gelar pertama bagi pebulu tangkis berusia 20 tahun itu di kancah senior internasional.

Secara head-to-head, Fitriani yang menempati peringkat 33 dunia telah dua kali menang dan sekali kalah atas Ongbamrungphan, yang berada di peringkat 29. "Alhamdulilah bahagia sekali, saya senang bisa meraih ini," kata Fitri seusai pertandingan.

Kemenangan bersejarah ini tak hanya disambut sukacita oleh Fitriani. Seluruh staf pelatih pun tampak menumpahkan kegembiraannya. Tak terkecuali Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Susi Susanti.

Legenda bulu tangkis Indonesia ini bahagia karena akhirnya sektor yang pernah mengharumkan namanya tersebut bisa kembali menunjukkan taji. "Good job dan selamat untuk Fitri, ayo tunggal putri, kerja keras lagi dan semangat terus," kata dia.

Terakhir kali Indonesia mengukir prestasi lewat sektor tunggal putri terjadi pada tahun 2012. Ketika itu, Linda Wenifanetri yang kini telah pensiun meraih gelar di ajang India Terbuka Grand Prix Gold.

Di pertandingan lain, hasil mengejutkan terjadi pada laga final tunggal putra, yang mempertemukan atlet senior asal Cina, Lin Dan dengan pebulu tangkis Singapura Kean Yew Loh. Lin Dan yang menduduki peringkat 15 besar dunia harus menelan kekalahan dari lawannya, penghuni 125 dunia.

Lin Dan bahkan tumbang dua gim langsung, dengan skor yang cukup tipis, 19-21 dan 18-21. Perwakilan Cina yang juga gagal di final adalah pasangan ganda putri Li Wenmei dan Zheng Yu. Mereka kalah oleh pasangan putri tuan rumah, Supajirakul Puttita dan Taerattanachai Spasiree dengan tiga gim, 21-15, 15-21, dan 10-21.

Sektor ganda putri menjadi satu-satunya gelar bagi tuan rumah. Ini setelah ganda campuran mereka, Puavaranukroh Dechapol dan Taerattanachai Sapsiree, ditumbangkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying dengan cukup telak, 21-16 dan 21-15.

Malaysia mampu mengawinkan gelar usai ganda putra mereka, Goh V Shem dan Tan Wee Kiong menumbangkan pasangan Taiwan, Lu Ching Yao dan Yang Po Han, dua gim langsung, 21-13 dan 21-17. Setelah kejuaraan di Thailand, tur BWF berikutnya adalah Malaysia Terbuka 500 mulai pekan ini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement