Jumat 18 Jan 2019 09:28 WIB

Fabregas dan Tantangan Baru di Ligue 1 Prancis

Ia sudah bersama Arsenal dan Chelsea selama 13 tahun dan menjalani 501 laga.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Cesc Fabregas
Foto: EPA-EFE/Alberto Estevez
Cesc Fabregas

REPUBLIKA.CO.ID, MONACO -- Cesc Fabregas akhirnya memilih untuk bereuni dengan mantan rekan setimnya, Thierry Henry, di AS Monaco. Usia yang tak lagi muda, membuatnya kalah bersaing dengan talenta muda di Chelsea.

Pemain berusia 31 tahun itu tak lagi jadi pilihan utama di Stamford Bridge, setelah pelatih Maurizio Sarri datang. Karena itulah pemain asal Spanyol tersebut memilih hijrah ke Ligue 1 Prancis.

Thierry Henry yakin Fabregas akan menjadi kunci Monaco dalam memperbaiki kondisi timnya, usai menjalani debut lawan Marseille. Monaco kini sedang berjuang agar tidak terjun ke zona degradasi di Ligue 1 karena performa yang buruk.

''Cesc (Fabregas) berkembang dalam pertandingan. Menit demi menit, dia mulai menyatu dengan pertandingan,'' ujar Henry, dikutip dari FourFourTwo, beberapa waktu lalu.

Fabregas memulai kariernya sebagai pemain bola di Barcelona yang kemudian direkrut oleh Arsene Wenger, pelatih Arsenal, pada 11 September 2003. Ia tidak selalu tampil untuk the Gunners pada musim pertamanya.

Namun, menyusul cederanya para pemain gelandang inti Arsenal di musim 2004-2005, kesempatan bermainnya untuk Arsenal pun bertambah. Tidak lama kemudian, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pemain inti gelandang tengah bersama Gilberto Silva. Selama hampir delapan tahun bersama Wenger, ia tampil sebanyak 212 laga dan mencetak 35 gol.

Performa apiknya di Highburry kala itu membuat Barcelona terpikat. Pada 15 Agustus 2011, Barca mendapatkan tanda tangan Fabregas dengan biaya transfer 35 juta euro plus 5 juta euro. Saat itu Fabregas harus bersaing dengan pemain sekelas Xavi Hernández dan Andrés Iniesta. Selama di Camp Nou, Fabregas tampil 96 kali dan mencetak 28 gol.

Pada 12 Juni 2014, Fabregas kembali ke tanah Inggris. Kali ini ia bergabung dengan Chelsea. Arsenal sebenarnya diberi pilihan pertama untuk membelinya kembali, tapi menolaknya. Ia juga mengatakan masih memiliki 'urusan yang belum selesai' di Liga Premier Inggris. Performanya di Stamford Bridge tak begitu gemilang. Selama lima tahun, ia hanya memproduksi 15 gol.

Berbicara pertama kalinya sejak pindah ke Monaco, Fabregas merasa dirinya lebih seperti orang Inggris dibandingkan Spanyol. Namun, dirinya menyatakan, sekarang merupakan waktu yang tepat untuk mencari tantangan baru.

photo
Cesc Fabregas

Fabregas mengakui bahwa meninggalkan kota yang ia tempati selama 13 tahun dan 501 pertandingan, bersama Arsenal dan Chelsea, merupakan keputusan yang sulit. Bahkan ia sempat memperlihatkan momen haru usai timnya menang 2-0 lawan Nottingham Forest pada 5 Januari lalu.

"Saya menghabiskan waktu 13 tahun di Inggris, banyak momen luar biasa. Saya mulai karier di sana, bermain untuk dua klub, memenangkan banyak gelar, mencatatkan beberapa rekor mendapatkan teman, dan bertemu banyak orang luar biasa," ujarnya dikutip dari the Guardian.

Fabregas menyatakan, kesempatan untuk datang ke Monaco merupakan sebuah kejutan, namun bukan kejutan yang negatif. Ia bahkan bicara dengan keluarganya dan menegaskan ini merupakan pilihan yang tepat untuk masa depannya.

Fabregas merasa seperti pemain muda dengan sepatu baru, dan berharap dapat meraih hal yang baik di Monaco. Padahal, tiga bulan lalu ia tidak merasa akan hijrah dari Chelsea, tempat yang membuatnya nyaman dalam jangka waktu yang lama. "Tapi beberapa situasi terjadi, waktu bermain dan segalanya, dan ketika berbicara ke Vadim Vasilyev (bos Monaco), mereka meyakinkan saya soal tantangan baru," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement