Jumat 18 Jan 2019 10:35 WIB

Penantian 27 Tahun Timnas Thailand di Piala Asia

Beberapa penggawa Thailand merumput di kompetisi J League.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Pemain Timnas India, Sunil Chhetri (kanan), berebut bola dengan pemain Timnas Thailand, Tristan Do, dalam laga Grup A Piala Asia 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (6/1).
Foto: EPA-EFE/STR
Pemain Timnas India, Sunil Chhetri (kanan), berebut bola dengan pemain Timnas Thailand, Tristan Do, dalam laga Grup A Piala Asia 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah ingar-bingar politik dalam negeri, kabar bahagia datang dari timnas tetangga, Thailand, yang sukses memastikan satu tiket di babak 16 besar Piala Asia 2019. Alhasil, ini merupakan kali pertama bagi Negeri Gajah Putih melangkah ke fase selanjutnya sejak 27 tahun silam.

Thailand lolos secara dramatis dari fase Grup A setelah menahan imbang tuan rumah Uni Emirate Arab (UEA) dengan skor 1-1. Pasukan Sirisak Yodyardthai tersebut harus lebih dahulu menanti hasil laga India versus Bahrain. Nahas, India harus kalah, dan Thailand dipastikan terbang ke fase knock out Piala Asia 2019.

"Saya sangat bangga, bahagia, dan bersyukur kami bisa mencetak sejarah untuk timnas Thailand," ujar Sirisak Yodyardthai dilansir laman resmi Piala AFC, Rabu (16/1).

Catatan ini mengulang sejarah lama Tim Gajah Perang dalam 27 tahun karena pada lima edisi terakhir 1992, 1996, 2000, 2004, serta 2007, Thailand tak pernah sanggup lolos ke babak 16 besar.

photo
Acara pembukaan Piala Asia 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (5/1).

Perjalanan Thailand di Piala Asia kali ini sejatinya tidaklah mudah. Thailand sempat menelan kekalahan 1-4 atas India yang berujung pemecatan juru taktik Milovan Rajevac dengan diganti oleh Sirisak Yodyardthai. Di bawah Yodyardthai, Thailand sukses mengamankan kemenangan perdana saat berjumpa Bahrain.

Yodyardthai mengaku timnya sempat terombang-ambing usai kekalahan pertama. Namun, Jakkaphan Kaewprom dan kawan-kawan mampu bangkit dari keterpurukan.

"Saya memasukan tekad dan motivasi besar dalam tim. Dalam dua pertandingan terakhir saya bisa melihat para pemain bertekad untuk berbuat lebih baik dan mendapatkan hal positif," sambung pria 49 tahun.

Fenomena kesuksesan timnas Thailand tak terlepas dari beberapa penggawa yang merumput di kompetisi J League, seperti Chanathip Songkrasin/Hokkaido Consadole Sapporo, Teerasil Dangda/Sanfrecce Hiroshima, dan Theerathon Bunmathan/Vissel Kobe.

Sementara itu Fox Sport Asia pernah mengabarkan apabila Theerathon pernah bermain 27 kali sebagai pemain stater di Vissel Kobe dengan catatan tiga assist. Sedangkan, Teerasil berhasil mencetak tujuh gol dan mencatat satu assist.

Adapun satu pemain yang tampil paling mengkilap di kompetisi Liga Utama Jepang yakni Chanathip. Pemain berusia 25 tahun musim lalu sukses menyumbangkan delapan gol dan tiga assist. Bahkan ia berhasil membawa Sapporo finis di urutan empat klasemen akhir J League.

Pujian mengalir deras ke pundak Chanathip. Presiden Federasi Sepak Bola Thailand Somyot Poompanmoung begitu kagum dengan gelandang serang kelahiran Nakhon Pathom, Thailand. "Dia (Chanathip) tampil lebih cepat dan bermain di level tertinggi," ujar Somyot Poompanmoung.

Lebih lanjut manajer Sapporo Hirokatsu Mikami menilai Chanathip dapat memberikan yang terbaik bagi tim. "Chanathip tidak hanya membuat keajaiban bagi para penggemar Sapporo. Tetapi, ia terus berkembang dan membuat daya tarik bagi klub-klub mana pun."

Teranyar Chanathip sukses membuktikan magisnya ketika membawa negaranya menang 1-0 dari Bahrain. Gol semata wayangnya membuka kans bagi Tim Gajah Perang lolos ke babak 16 besar pertama kalinya dalam sejarah.

Nantinya Thailand bakal berhadapan dengan timnas Cina pada, Ahad (20/1). Cina baru menelan kekalahan 0-2 dari Korea Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement