REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Krisis striker menjadi pekerjaan paling prioritas bagi pelatih baru timnas Indonesia, Simon McMenemy. Tumpulnya lini serang menjadi salah satu sebab kegagalan skuat Garuda meraih kemenangan di sejumlah gelaran internasional.
Simon mengamati, krisis lini depan timnas Indonesia sudah terasa sejak dua tahun. Sekarang, kata dia, menjadi tugasnya mencari striker yang mampu memenuhi target pencapaian tinggi skuat Garuda.
“Saya sudah membicarakan ini dengan PSSI. Saya harap kami dapat mengatasinya,” kata Simon dalam jumpa pers pertama sebagai pelatih timnas Indonesia, di Jakarta, Kamis (24/1).
PSSI resmi mengikat kontrak Simon sebagai pelatih timnas Indonesia pada Desember 2018. Pelatih asal Skotlandia itu menggantikan peran Luis Milla Aspas dan Bima Sakti Tukiman yang sejak 2016 mengampu skuat senior dan U-23. Tugas Simon, khusus di level senior. Mantan pelatih Bhayangkara FC itu dikontrak sampai 2020 mendatang.
PSSI menugaskan banyak target kepada Simon. Pelatih 41 tahun itu diminta membawa timnas Indonesia menembus ranking 120 FIFA pada 2020 mendatang. Saat ini, skuat Garuda ada di ranking 159. Simon juga diminta membawa gelar juara Piala AFF 2020. Paling utama, Simon diminta menyiapkan skuat menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2022 mulai Februari 2019. Gelaran tersebut, sekaligus sebagai gelanggang kualifikasi Piala Asia 2023 yang akan dimulai Mei 2019.
Terkait komposisi pemain, Simon pun mengatakan dirinya lebih memilih untuk menyesuaikan kondisi dan kebutuhan strategi. “Saya tidak memikirkan dia pemain muda atau pemain senior. Karena kebutuhan tim harus ada keseimbangan,” ujar dia. Termasuk soal kebutuhan pemain-pemain naturalisasi yang kini mengisi lini tengah dan serang skuat Garuda.
Mengacu komposisi pemain timnas tahun lalu, di level senior ada dua penggawa naturalisasi. Yakni stiker Alberto ‘Beto’ Goncalves dan gelandang tengah Stefano Lilipaly. Di level muda, timnas Indonesia U-23 pun kini menyertakan nama striker naturalisasi Ezra Wallian. Peran Beto sebagai striker memang ampuh memberi jalan keluar bagi kebuntuan mencetak gol. Selama Asian Games 2018, bomber naturalisasi dari Brasil itu mencatatkan enam gol dari lima laga.
Beto memang punya banyak pemain pelapis lokal. Seperti Lerby Eliandry. Tetapi Beto yang sudah berusia 37 tahun sulit tergantikan. Sementara, kini banyak striker dari barisan U-19 dan U-23 yang siap menanjak ke level senior. Di Bhayangkara, Simon sempat punya pemain serang andalan seperti Marinus Wanewar yang juga pernah memperkuat timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2017.
Peran Lilipaly juga signifikan di lini tengah. Sejak membawa Indonesia sebagai runner-up Piala AFF 2016, namanya kerap masuk dalam starting eleven Garuda. Tampak sulit mencari pengganti penggawa naturalisasi dari Belanda ini. Satu-satunya yang sering menjadi pelapisnya, yakni Septian David Maulana dari skuat Garuda U-23.
Simon mengatakan, dirinya tak anti dengan para pemain naturalisasi. Namun, kata dia, ia ingin ada kesamaan kualitas dengan para pemain lokal. “Saya tidak ingin seperti yang terjadi di Filipina, ada kesenjangan antara pemain luar negeri (naturalisasi) dan pemain lokal,” jelas dia.
Simon memang pernah menjadi pelatih Filipina dan berhasil membawa skuat the Azkals ke semifinal Piala AFF 2010. Akan tetapi, sementara ini ia belum punya gambaran tentang komposisi pemain pilihannya untuk mengikuti seleksi timnas.