REPUBLIKA.CO.ID, AL-AIN -- Laga semifinal Piala Asia 2019 akan mempertemukan dua tim paling beprestasi di ajang sepak bola tertinggi antarnegara Benua Kuning tersebut, yaitu Iran dan Jepang. Kedua tim merupakan langganan juara. Jepang memimpin dengan empat trofi, sementara Iran telah mengoleksi tiga trofi. Pertemuan akan terjadi di Stadion Hazza bin Zayed, Al Ain, Uni Emirate Arab, malam ini pukul 21:00 WIB.
Pada Piala Asia kali ini, kedua tim tersebut memang menjadi yang paling kuat, dengan tak pernah kalah selama fase grup. Namun, Jepang mesti waspada. Pasalnya, pasukan Carlos Quieroz itu memiliki kemampuan mencetak gol yang cukup produktif. Iran hingga laga perempat final telah mencetak 12 gol. Terakhir, mereka menang telak 3-0 atas Cina.
Adapun Jepang terlihat kesulitan memaksimalkan peluang dengan hanya menang lewat selisih satu gol di perempat final. Bahkan, kemenangan mereka atas Vietnam diperoleh dari gol satu-satunya melalui titik putih. Karena itu, pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, mengungkapkan, pendekatan yang dilakukan akan bergantung pada strategi lawan. Walaupun, timnya telah belajar banyak di Piala Asia ini.
Namun, yang pasti, ia menyatakan Jepang tidak akan menerapkan permainan menyerang sebab barisan depan Iran yang agresif. "Kami harus bertahan, sebagaimana melawan Arab Saudi (di babak 16 besar). Beberapa kali kami mendominasi, tetapi tak dapat menemukan cara (mencetak gol)," kata Moriyasu, dikutip dari laman resmi AFC, Ahad (27/1).
Para pemain Jepang merayakan gol ke gawang Arab Saudi di Piala Asia 2019.
Menurut dia, pengalaman dalam beberapa pertandingan sebelumnya membuat pasukan Negeri Sakura yang didominasi skuat mudah akan lebih siap untuk pertandingan semifinal. Sebagai tim, lanjut Moriyasu, anak asuhnya telah menunjukkan permainan yang solid, yang akan ditunjukkan kembali saat melawan Iran. Terlebih, pemain Jepang sebagian besar memiliki pengalaman internasional yang sedikit sehingga laga nanti juga akan menjadi panggung yang besar untuk mereka.
"Bermain dalam laga yang ketat dan menang di fase gugur meningkatkan kepercayaan diri dan juga membawa pengembangan pemain dan tim," ujar Moriyasu.
Meski memiliki produktivitas yang tinggi, Iran tidak mau jemawa. Pertemuan tersebut diyakini Queiroz akan berjalan ketat. Menurut dia, dia harus meningkatkan level permainan dibandingkan saat mengalahkan Cina.
"Sekarang hiu besar (Jepang) akan datang ke kami. Kami harus belajar dari kesalahan," kata Queiroz menegaskan.
Meski tampil tak terkalahkan, pelatih asal Portugal tersebut merasa timnya bukanlah favorit juara sehingga harus tetap memiliki sikap yang rendah hati. Iran bukan tanpa masalah. Mereka harus bermain tanpa penyerang andalannya, Mehdi Taremi, yang harus absen karena terkena akumulasi kartu kuning.
Queiroz mengakui absennya Taremi merupakan sebuah kehilangan besar. Bahkan, mantan pelatih Real Madrid itu sempat mengajukan permintaan khusus kepada AFC. Menurut dia, dua kartu kuning tidak membuat seorang pemain sebagai kriminal. Ia tidak mempermasalahkan soal absennya Taremi. Namun, Queiroz tak terima jika pemainnya tersebut dilarang ke stadion.
"Dia tidak dapat bermain dan pergi ke lapangan, tidak masalah. Namun, dia dijauhkan dari stadion itu tidak benar. Saya membuat banding yang rendah hati kepada AFC untuk meninjau aturan," kata dia.
Lima Pertemuan Terakhir
Iran 2 vs 1 Jepang
Jepang 0 vs 0 Iran
Iran 2 vs 1 Jepang
Jepang 2 vs 1 Iran
Iran 1 vs 1 Jepang