Senin 28 Jan 2019 14:37 WIB

Susy Susanti: Satu Emas di Indonesia Masters Sesuai Target

Di semifinal Indonesia Masters 2019, tuan rumah meloloskan lima wakil.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Susy Susanti
Foto: Dok PBSI
Susy Susanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menilai hasil yang diraih para wakil Tanah Air pada ajang Indonesia Masters 2019 sesuai target. Di turnamen level super 500 ini, ganda putra Merah Putih berjaya.

Lagi-lagi, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mengharumkan nama Nusantara. Aksi the Minions tak terbendang sejak kompetisi dimulai.

Pada partai final, Minions menumbangkan sesama wakil Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Duel tersebut berlangsung di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (27/1).

"Kami menargetkan satu medali emas. Itu sudah terpenuhi. Bahkan terjadi All Indonesian Final di ganda putra," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat (PP) PBSI, Susy Susanti, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/1).

Susy melihat secara keseluruhan para pebulu tangkis Tanah Air menunjukkan kinerja positif. Ia mencontohkan saat di semifinal, Indonesia meloloskan lima wakil.

Sebanyak tiga di antaranya melenggang ke partai puncak. Namun Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan harus saling berhadap-hadapan.

Satu lagi wakil Indonesia yang lolos ke final, di nomor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sayang, pasangan Owi/Butet harus puas meraih medali perak usai ditaklukkan andalan Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. "Secara keseluruhan hasil ini cukup baik," ujar Susy.

Legenda bulu tangkis tunggal putri Indonesia ini tidak merisaukan kegagalan Indonesia menjadi yang terbaik di sektor tunggal putra. Di nomor tersebut ada Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.

Menurut Susy, secara global belum ada konsistensi juara di nomor tersebut. Ia mencontohkan bagaimana pebulu tangkis putera nomor satu dunia, Kento Momota, ditumbangkan wakil Denmark, Anders Antonsen, di final.

"Di nomor itu ada Momota (Jepang), Chen Long (Cina), Shi Yuqi (China), Viktor Axelsen (Denmark), juga Ginting, dan Jojo. Kadang yang juara di turnamen ini, bisa tumbang di turnamen lain. Kalau dulu, paling antara Lee Chong Wei (Malaysia) atau Lin Dan (China), sekarang lebih merata," jelas peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.

Begitu pun di nomor tunggal putri. Menurut Susy belum ada satu nama yang paling mencolok di sektor tersebut.

Namun di sejumlah nomor lainnya, sudah mengerucut. Susy merincikan untuk kategori ganda putra, Indonesia juaranya. "Sementara ganda campuran, Cina, dan ganda putri, Jepang. Sekali lagi untuk tunggal putra, tunggal putri, naik turun, berganti-ganti. Jadi secara kekuatan, sebetulnya berimbang," ujar dia menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement