Senin 28 Jan 2019 18:10 WIB

Legenda Sesalkan Tunggal Putra Gagal di Indonesia Masters

Christian memuji dua ganda putra Tanah Air yang mewujudkan All Indonesian final.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Christian Hadinata
Foto: Antara/Agung Fatma Putra
Christian Hadinata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, kecewa dengan hasil yang diraih tunggal putra Tanah Air pada turnamen Indonesia Masters 2019. Baik Jonatan 'Jojo' Christie maupun Anthony Sinisuka Ginting gagal menjadi yang terbaik.

Christian menilai Jojo dan Ginting memiliki bekal mentereng. Nama pertama berstatus juara Asian Games 2018. Nama kedua adalah juara bertahan turnamen level super 500 ini.

"Dengan performa atau prestasi selama ini, apalagi main di kandang sendiri, setidaknya bisa final-lah," kata peraih lima medali emas ajang Asian Games, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/1).

Indonesia Masters 2019 berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, pada 22 hingga 27 Januari. Langkah Jojo terhenti di semifinal.

Pebulu tangkis 21 tahun itu dikalahkan wakil Denmark, Anders Antonsen. Sementara, Ginting tersingkir di tahap delapan besar. Sang juara bertahan dikalahkan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota. "Kalau lihat jam tergabung. Kelas mereka harusnya sudah beda. Sudah elite kayak Kevin/Marcus. Bahkan pasangan senior, Hendra/Ahsan bisa menembus final. Seharusnya menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak muda ini," kata Christian.

Pada kesempatan serupa, tokoh 69 tahun ini memuji dua ganda putra Tanah Air. Pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mewujudkan All Indonesian final.

Christian juga angkat jempol akan usaha ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu kendati kalah di semifinal. Ia melihat pasangan Tanah Air itu sudah berusaha maksimal, meski gagal melewati andalan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. "Melawan pasangan Jepang ini selalu berat," ujarnya.

Komentar positif juga dikeluarkan Christian untuk ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Walau tidak maksimal dari segi persiapan, Owi/Butet masih bisa melenggang ke final.

Sayang di partai puncak, peraih emas Olimpiade 2016 Rio Janiero itu dikalahkan unggulan pertama asal Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. "Luar biasa. Khususnya bagi Butet yang mungkin fokusnya terbagi karena ingin mundur (pensiun), tapi mereka bisa ke final, bahkan nyaris juara. Mereka menyisihkan lawan-lawan yang tidak ringan," jelas Christian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement