Rabu 30 Jan 2019 06:18 WIB

Ini Manfaat Team Building Bagi Ganda Putri Garuda

Pelatih berharap anggota tim semakin dekat satu sama lain.

Rep: Fitriyanto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii-Apriyani Rahayu saat melawan pasangan ganda putri Jepang Misaki Matsutomo-Ayaka Takahashi dalam babak semifinal Daihatsu Indonesia Master 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii-Apriyani Rahayu saat melawan pasangan ganda putri Jepang Misaki Matsutomo-Ayaka Takahashi dalam babak semifinal Daihatsu Indonesia Master 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tim ganda putri pelatihan nasionl (pelatnas) utama Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) melangsungkan kegiatan team building di Sukabumi, Jawa Barat, pada 28-30 Januari 2019. Ini memang bukan agenda baru di tim ganda putri. Pada tahun 2017 tim ganda putri juga mengadakan acara yang sama. Namun di tahun 2018 mereka absen karena jadwal yang tidak memungkinkan.

Pada hari pertama para atlet mengikuti beberapa games ice breaking. Malam harinya mereka berkumpul bersama di depan api unggun sambil berbagi seputar kesan-kesan dan harapan serta target di tahun 2019.

“Tujuannya pertama untuk refreshing, dan ada diskusi soal target, mengenai apa yang mau dicapai di tahun 2019. Kalau games memang sengaja untuk memperkuat teamwork, untuk melatih komunikasi sama partner, dan bagaimana bekerjasama,” ujar Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian, kemarin.

“Saat ini di tim putri yang masih menjadi kendala utama adalah kekuatan mental dan penekanan tujuan mereka itu apa sih ada di pelatnas? Sebagai pelatih, saya tidak henti-hentinya mengingatkan mereka soal ini, karena ini adalah salah satu faktor kekurangan dari ganda putri,” tambah Eng.

Dalam gathering kali ini, Eng juga berharap anggota tim semakin dekat satu sama lain. Termasuk ia dan Chafidz Yusuf (Asisten Kepala Pelatih PBSI), yang juga mendekatkan diri kepada para pemain. “Tugas saya bagaimana bisa mendekatkan ke anak-anak, karena mereka perempuan, mungkin banyak sungkannya ke saya. Memang di ganda putri yang isinya perempuan semua, lebih banyak faktor non teknisnya,” ujar Eng.

Tak jarang ia harus terjun langsung untuk membantu para atlet dalam menyelesaikan permasalahan pribadi yang berpengaruh dengan konsentrasi dan penampilan mereka di lapangan. “Saya harapkan bisa sampai begitu dan memang sudah banyak juga. Kalau mereka sudah nyaman, tugas saya untuk bantu menyelesaikan, kalau anak-anak sudah beri lampu hijau untuk saya bicara misalnya dengan orangtuanya, dengan senang hati, yang penting bagaimana mereka bisa menyelesaikan masalah dan nyaman lagi supaya bisa perform lagi,” ujar Eng.

Acara team building hari kedua diisi dengan jogging bersama menuju air terjun. Selain bertujuan untuk menjaga kondisi fisik, sesi ini juga dimaksudkan untuk mempererat kebersamaan tim. Saat mengunjungi jembatan goyang, para pemain saling membantu teman-temannya yang takut akan ketinggian, seperti Rizki Amelia Pradipta dan Nitya Krishinda Maheswari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement