Senin 04 Feb 2019 22:44 WIB

Umuh Menduga Ada Oknum yang Inginkan Persib Kalah WO

Jika sampai di-WO, ini kali pertama menimpa Persib sepanjang sejarah.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto
Manajer Persib, Umuh Muchtar di SOSI Fitness, Jalan Manado, Kota Bandung, Rabu (30/1).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Manajer Persib, Umuh Muchtar di SOSI Fitness, Jalan Manado, Kota Bandung, Rabu (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar angkat suara mengenai tidak turunnya izin kepolisian untuk menggunakan Gelora Bandung Lautan Api (GLBA), Kota Bandung. GBLA dianggap tidak layak untuk digunakan karena ada penurunan konstruksi pada bangunan.

Umuh mengaku kecewa karena Persib kontra Persiwa Wamena dalam laga babak 32 besar Piala Indonesia terpaksa ditunda. Ia menyatakan, keputusan tersebut terlalu mendadak dan seperti dibuat-buat.

Baca Juga

"Seharusnya tidak mendadak. Ini tiga hari menjelang pertandingan baru ada kabar GBLA tidak bisa dipakai," kata Umuh, Senin (4/2).

Umuh mengakui bahwa ini pertama kalinya Persib gagal menggelar pertandingan di kandang sendiri. Apalagi hal tersebut tidak hanya merugikan Persib, tapi juga tim lawan dan Bobotoh yang sudah menantikan pertandingan Persib di Bandung. "Saya minta ada kejelasan dan pertanggungjawaban secara tertulis dari Polrestabes atau siapa pun yang menyatakan bahwa GBLA tidak bisa dipakai, berikut alasan-alasannya," tegasnya.

Umuh mencium aroma ganjil dari tidak diizinkannya penggunaan GBLA. Menurutnya, jika ada kejelasan, bukan hal yang tidak mungkin bahwa manajemen Persib akan membantu memperbaikinya. "Saya menduga ada oknum yang sengaja ingin Persib di WO (walk-out)," tudingnya.

Apalagi, Persiwa sudah melayangkan surat protes pada PSSI. Umuh menyebutkan, hal itu juga akan merugikan Persib. Mengingat, izin untuk menggunakan Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, tidak bisa turun secepatnya. Sehingga pertandingan tidak bisa digelar tepat waktu. "Kalau sampai kalah WO, ini yang pertama kalinya bagi Persib sepanjang sejarah," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement