REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesta olahraga dunia Olimpiade yang akan digelar di Tokyo, Jepang, pada 2020 akan menggunakan medali yang terbuat dari material sampah elektronik. Komite Olimpiade Tokyo sejak 2017 lalu membuat proyek mengumpulkan sampah elektronik, termasuk ponsel dan laptop, dari masyarakat.
"Metal dari gawai bekas tersebut akan diubah menjadi medali," seperti diberitakan laman AFP, dikutip oleh Antara, Jumat (8/2). Komite juga mengumpulkan metal bekas dari bisnis dan industri di Jepang.
Dalam keterangan tertulis, penyelenggara mengatakan proyek ini akan mencapai target dan selesai pada Maret tahun ini. Mereka menargetkan dapat mengumpulkan 2.700 kilogram perunggu, 30,3 kilogram emas dan 4.100 kilogram perak.
Targat pengumpulan material perunggu sudah dicapai pada Juni tahun lalu. Sementara itu per Oktober 2018, mereka sudah mencapai 90 persen target material emas dan 85 persen untuk perak.
"Diperkirakan sisa metal yang diperlukan untuk membuat semua medali Olimpiade dan Paralimpiade dapat diambil dari perangkat-perangkat yang sudah didonasikan," kata penyelenggara.
Pada November tahun lalu, otoritas kota mengumpulkan 47.488 ton perangkat yang sudah tidak terpakai. Masyarakat menyerahkan sekitar lima juta ponsel bekas ke operator lokal.
Panitia Olimpiade sudah pernah menggunakan metal daur ulang untuk membuat medali, termasuk saat Olimpiade di Brasil. Sebesar 30 persen medali perak dan perunggu berasal dari material daur ulang.