Ahad 10 Feb 2019 00:01 WIB

Persija Rencanakan Melantai di Bursa Saham

Persija menjadi klub bola nasional pertama yang melantai di bursa.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pemain Persija Jakarta menjalani latihan perdana jelang pertiandingan musim 2019 di Lapangan Aldiron, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan
Sejumlah pemain Persija Jakarta menjalani latihan perdana jelang pertiandingan musim 2019 di Lapangan Aldiron, Jakarta, Senin (7/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persija Jakarta berencana akan melantai di bursa saham (initial public offering/IPO). Direktur Utama PT Persija Jaya Jakarta Kokoh Afiat mengatakan, selambatnya pada akhir Desember 2019, kesebelasan juara Liga 1 2018 itu bisa dimiliki khalayak lewat transaksi di bursa saham.

Kick off untuk IPO sudah mulai dilakukan. Estimasinya, akhir tahun ini target IPO terjadi,” ujar Kokoh di Jakarta, Sabtu (9/2). 

Jika IPO Persija terelisasi, kesebelasan tersebut akan menjadi tim profesional pertama yang akan melantai di bursa saham. “Selama belum ada yang memulai, ya kita (Persija) mungkin yang pertama,” sambung dia.

Kata dia, rencana Persija untuk melantai di bursa saham, sebetulnya program bisnis jangka panjang yang sudah dibicarakan sejak dua tahun belakangan. Namun, di internal Persija membutuhkan restrukturisasi manajemen yang kompleks sebelum IPO terjadi. Kata dia, titik awal IPO, baru Persija mulai tahun ini, yaitu dengan mengubah struktur direksi.

Kokoh sebagai direktur utama baru menggantikan peran Gede Widiade yang mundur, pada Rabu (6/2). Semula, Gede menjadi satu-satunya direktur Macan kemayoran yang mengurusi semua hal di Persija. Kecuali soal operasional dan marketing. Sekarang, kata Kokoh, Persija mempunyai lima direktur.

Kokoh sebagai direktur utama, dan ditambah empat direktur lainnya yang mengurusi bidang operasional, keuangan, olahraga, marketing. “Kalau Persija pengelolaannya seperti sekarang ini, jadi susah sepertinya,” kata Kokoh. Ia menambahkan, kesiapan Persija melantai di bursa, pun dengan harapan adanya keterbukaan masalah keuangan. 

Selama ini, neraca untung-rugi, pengeluaran dan pendapatan Persija, dalam catatan yang merah. Situasi tersebut, membuat Persija tampak sulit menyehatkan kondisi keuangan. “Selama ini profil Persija, pembiayaan lebih besar dari pada pemasukan,” ujar Kokoh. 

Ia berharap, dengan Persija melantai di bursa, ada dua keuntungan yang didapat. Pertama, adanya dukungan finansial dari masyarakat untuk menyehatkan keuangan. Kedua, sekaligus memicu prestasi tim yang mendorong kepercayaan khalayak untuk ikut memiliki Persija. 

“Persija ingin maju dan menjadi tim yang besar dan dengan transparansi dan pengawasan keuangan yang jelas,” ujar dia.

Persija memang menjadi salah satu tim terbesar di Indonesia. Sejak 2016, kepemilikan Persija lewat PT Persija Jaya Jakarta dipecah ke dalam tiga pemegang saham. Yaitu, 20 persen dikuasai Yayasan Persija Muda dan 50 Persen milik PT Jakarta Indonesia Hebat (JIH), dan atas nama personal Ferry Paulus yang memiliki 30 persen sero. Pada 2017, komposisi kepemilikan saham tersebut berubah.

PT JIH sampai saat ini memegang kendali 80 persen saham. PT JIH dimiliki oleh Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono, Kokoh, dan Tigor Shalomboboy yang kini menjadi COO Operator Liga Indonesia Baru (LIB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement