REPUBLIKA.CO.ID, Angin semilir perubahan berhembus dari Camp Nou alias markas klub raksasa Spanyol, Barcelona. Meski hembusannya belum terlalu kencang, namun mulai bisa dirasakan semua orang. Setidaknya memantik sebuah era baru yang harus dihadapi El Barca.
Hegemoni Barcelona berawal ketika anak-anak muda dari La Masia mentas dan masuk ke tim utama. Dalam kurun waktu dua dekade terakhir pun Barcelona memasuki periode kebahagiaan alias penuh suka cita.
Tak pandang bulu segala trofi mereka sapu bersih. Sampai-sampai tiga pemain akademi mereka mendominasi gala Ballon d'Or. Sang agung Lionel Messi, dan dua jenderal lapangan tengah Xavi Hernandez, serta Andres Iniesta berdiri di panggung dengan siluet Johan Cruyff tersenyum manis di belakang mereka.
Namun, waktu kembali menjalankan tugasnya dengan baik, para pemain yang membawa panji-panji oranye milik Johan Cruyff (Total Football dengan eksperimen umpan pendek tiki-taka) kian pudar. Bahkan, semakin menemui titik akhir dari perjalanan manis klub peraih lima gelar Liga Champions.
Lionel Messi (kiri).
Valdes, Xavi, Pedro, dan Iniesta hengkang disusul Neymar yang sebelumnya digadang-gadang menjadi penerus era baru kejayaan Barca. Sementara, Gerard Pique, dan sang metronom ajaib, Sergio Busquets, kian mengalami penurunan performa seiring bertambahnya usia.
Tinggal Messi pemain yang berpengaruh untuk bisa memanggul panji kebesaran itu. Menyeret Barca untuk terus berlari dan bersaing dengan klub-klub top lainnya. Meski masih bermaterikan pemain seperti Luis Suarez, Ivan Rakitic, Phillipe Coutinho, Jordi Alba, dan Samuel Umtiti, namun semua orang pasti paham siapa yang jadi pusat bagi Barcelona.
Menginjak usia mencapai 31 tahun atau gerbang pengujung karier seniman lapangan hijau, Los Azulgrana masih akan berusaha memerah tuah Messi. Hal yang tengah dipikirkan oleh Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu. Meski pun masih kerasaan untuk mengajukan proposal perpanjangan kontrak, tetapi Bartomeu sadar betul cepat atau lambat pemain nomor punggung 10 akan pensiun.
"Saya tahu, suatu hari nanti Lionel (Messi) akan berbicara, 'Saya Pensiun'. Jadi kami harus mempersiapkan masa depan untuk klub,” kata Bartomeu dikutip BBC, Kamis (14/2).
Cara yang terdekat untuk mengatasi absennya La Pulga, adalah dengan memperioritaskan bakat-bakat muda ke dalam tim utama seperti perekrutaan anyar gelandang tengah Ajax Amsterdam Frenkie de Jong.
Clement Lenglet
Meski posisi dan tugas De Jong di atas lapangan berbeda dengan Messi, tetapi kedatangannya dapat menggantikan peran Sergio Busquets yang sudah kehabisan mantra. Satu masalah pun terselesaikan. Tak hanya itu, Barca juga mendatangkan Clement Lenglet, Arthur Melo, serta Moussa Dembele. Pemain-pemain yang masih memiliki usai di bawah 25 tahun.
Siasat Bartomeu boleh saja diacungi jempol, ia telah menargetkan bakat muda terbaik untuk memperkuat Los Cules. Setelah mengisi plot Busquets dengan De Jong, alangkah baiknya mereka juga memikirkan sosok penerus Messi di Camp Nou, meski dinilai cukup sulit.
Sementara kedatangan empat bahkan lima pemain di atas memang dibutuhkan, meski harus menipiskan nafas dan juga filosofi Cruyff dalam rona baru Barcelona, dan angin perubahan akan amat terasa. Membaca arah perubahan dan menyiapkan dayung adalah usaha sederhana yang bisa dilakukan Bartomeu saat ini.