Senin 18 Feb 2019 07:13 WIB

Presiden FIGC Berang Kasus Skor 20-0 di Serie C

Ada cerita memilukan di balik kekalahan Pro Piacenza tersebut.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Ilustrasi pertandingan sepak bola.
Foto: EPA/MORELL
Ilustrasi pertandingan sepak bola.

REPUBLIKA.CO.ID, PIACENZA -- Kesebelasan papan bawah Serie C Italia, Pro Piacenza mengalami hasil yang sangat mengecewakan dengan menelan kekalahan 0-20 dari rivalnya AC Cueno pada akhir pekan ini. Kekalahan memalukan ini membuat Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina berang. Sebab ada cerita memilukan di balik kekalahan Pro Piacenza tersebut.

"Kekalahan itu penghinaan terhadap olahraga dan prinsip dasarnya," kata Gravina dilansir Four Four Two, Senin (18/2).

Pro Piacenza saat ini tercecer di dasar klasemen Serie C. Mereka tengah mengalami masa kelam karena kesulitan keuangan. Pro Piacenza harus mendapatkan pengurangan poin dan kalah WO dalam tiga pertandingan musim ini karena pelatih dan para pemain mogok. Alhasil, mereka kalah 0-3 dari Pro Vercelli, Juventus II, dan Siena. 

Andai kali keempat mogok, maka Pro Piacenza akan dikeluarkan dari Serie C. Untuk itulah Pro Piacenza berusaha bertahan di kompetisi sepak bola kasta ketiga di Negeri Spageti dengan menurunkan pemain seadanya. Karena terkendala masalah registrasi, hanya enam pemain plus satu terapis yang bisa dimainkan. Alhasil, Pro Piacenza hanya bermodal tujuh pemain dalam pertandingan kontra Cueno pada pekan ke-27 di Stadion Fratelli Paschiero, Ahad (17/2).

Dengan menurunkan skuat seadanya, Pro Piacenza disapu Cueno 20 gol tanpa balas. Pemain tuan rumah yang mencetak gol paling banyak dicatat oleh Hchiam Kanis dengan enam gol.

Berkat segudang kesalahan klub, Gravina pun menjatuhkan beberapa sanksi kelada Pro Piacenz dan tetap menegakkan aturannya. "Dalam situasi surealis ini, FIGC memiliki tugas untuk menegakkan semua aturan," tegas dia.

Ia menyatakan akan melindungi kepentingan fan, berjalannya model bisnis yang baik, serta menegakkan kredibilitas kompetisi. Gravina berjanji kasus Pro Piacenza ini akan menjadi 'lelucon' terakhir di Italia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement