REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Pelatih timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri mengakui, hasil imbang 1-1 melawan Myanmar pada laga pertama Grup B Piala AFF U-22 disebabkan anak asuhnya belum bisa mengembangan permainan pada awal laga. Pelatih berusia 56 tahun tersebut menyatakan, pertandingan pertama selalu sulit.
"Babak pertama bisa dilihat, gol Myanmar datang karena kesalahan kita. Kurang siap mengantisipasi pergerakan pemain lawan," kata Indra usai pertandingan, dikutip dari laman resmi PSSI, Senin (18/2).
Menurutnya, Myanmar main ngotot dengan tekanan tinggi. Sehingga anak asuhnya sulit mengembangkan permainan pada awal laga. Ia akan mengevaluasi kelemahan dari laga ini. Apalagi, pertandingan selanjutnya diprediksi akan berjalan ketat karena timnas U-22 akan melawan Malaysia.
"Tapi. kita akan tetap terapkan attacking game dan target harus menang," tambahnya.
Ia menilai Awan Setho dkk pelan-pelan bangkit usai tertinggal terlebih dahulu. Tapi Indra juga menuturkan, performa timnas U-22 hari ini bukan seperti biasa dan saat seperti di uji coba sebelumnya.
Indra enggan menyalahkan kondisi lapangan yang kurang baik. Sebab Myanmar juga main di lapangan sama. "Harus adaptasi memang ya, saya setuju. Tapi bukan alasan kita tidak bisa poin penuh," jelasnya.
Sementara itu, gelandang timnas U-22, Rafi Syarahil, tetap bersyukur dengan hasil imbang ini karena dia kawan-kawannya sudah berjuang maksimal. Rafi turun dari bangku cadangan pada laga inmi.
Para pemain, kata dia, harus terus beradaptasi dengan lapangan sintetis yang digunakan di ajang ini. Belum lagi kondisi cuaca yang lebih panas dari Jakarta.
"Saya bersyukur dengan apa pun hasilnya meski bermain seri. Kita tadi udah berusaha dan memberikan yang terbaik untuk Indonesia," kata Rafi.