REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer klub Madura United Haruna Soemitro mengatakan, dirinya menyetujui digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Ini dengan catatan KLB tersebut berlangsung atas permintaan Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
"KLB sebaiknya jangan atas prakarsa voters atau para klub karena tahun ini tahun politik. Kalau atas prakarsa voters atau klub, sepak bola sebagai pemersatu bangsa dapat kembali tercabik-cabik karena urusan KLB," ujar Haruna, Senin (19/2).
Menurut Haruna, KLB adalah terobosan yang harus dilakukan Exco PSSI agar perkembangan sepak bola Indonesia tidak terganggu. Dengan mengadakan KLB, Exco PSSI dianggapnya dapat menyerap aspirasi masyarakat dan sejalan dengan perkembangan kondisi persepakbolaan terkini.
Wacana untuk KLB kembali muncul ke permukaan usai Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka pengrusakan barang bukti yang diduga terkait pengaturan skor oleh Polri. KLB ini digelar untuk mengganti pucuk pimpinan organisasi yang berdiri sejak tahun 1930 itu.
Berdasarkan Pasal 30 Statuta PSSI, ada dua syarat KLB bisa dilaksanakan. Pertama, atas permintaan Exco PSSI. Kedua, berlangsung atas permintaan tertulis resmi dari 2/3 pemilik suara (voters) PSSI. Jika ini yang terjadi, KLB wajib dilaksanakan dalam waktu tiga bulan setelah permintaan diterima. "Namun, saya pribadi masih yakin Exco akan melakukan KLB. Kalau itu yang terbaik, kenapa tidak, keputusan itu yang diambil," kata Haruna.