Selasa 19 Feb 2019 22:15 WIB

Liga Champions, Ujian Sesungguhnya untuk Juventus

Allegri mengaku terlalu berlebihan jika menyebut Juve favorit juara Liga Champions.

Massimiliano Allegri
Foto: EPA-EFE/DI MARCO
Massimiliano Allegri

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Juventus sangat dominan dan hampir dipastikan meraih gelar juara Serie A Italia delapan kali secara beruntun. Tak terkalahkan di liga domestik dan hanya kehilangan enam angka serta unggul 13 angka di puncak klasemen Seri A, klub asal Kota Turin itu kini dituntut untuk berbuat lebih banyak.

Ditambah lagi dengan kehadiran pemain terbaik dunia lima kali, Cristiano Ronaldo, meraih gelar juara Seria A tampaknya adalah sebuah keharusan. Namun, tantangan sebenarnya bagi Juve adalah memenangi Liga Champions dan perjuangan tersebut diawali pada Rabu (20/2) ketika bertandang ke Atletico Madrid pada pertemuan pertama babak 16 besar.

Pelatih Juventus Massimiliano Allegri yang bersama Juventus gagal di final Liga Champions 2015 dan 2017, mencoba untuk menampik harapan tersebut.

"Ini bukan masalah Ronaldo bermain dan kami akan selalu menang. Kami memang bertanding untuk menang, tapi ada juga tim lain yang tentu ingin juga menang," kata Allegri, Selasa (19/2). "Tentu terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa kami favorit kuat memenangi Liga Champions. Kami memang punya sasaran, membawa pulang trofi juara, jika kami bermain bagus dan beruntung."

Namun demikian, banyak yang berpendapat bahwa musim ini bisa dikatakan sukses bagi Juventus jika Si Nyonya Tua berhasil mengangkat trofi juara di Stadion Wanda Metropolitano di Kota Madrid pada 1 Juni mendatang. Itu tempat yang sama ketika Juve akan berhadapan dengan Atletico Madrid asuhan Diego Simeone.

"Jika Anda terus menang di Italia, Anda harus melakukan sesuatu yang ekstra dan yang ekstra itu disebut Liga Champions," kata mantan pemain belakang timnas Italia Marco Matterrazzi dalam sebuah wawancara dengan Eurosport. "Juventus selalu kuat di Liga Champions karena terobsesi untuk memenanginya," kata pemain yang ikut berjasa mengantar Italia juara Piala Dunia 2006 dan menghabiskan sebagian besar kariernya bersama Inter Milan, rival Juventus.

Pavel Nedved, mantan pemain yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden Juventus, mengatakan bahwa memenangi Liga Champions bisa membantu mengurangi pahit yang dialaminya pada 2003.

Ketika itu, Nedved tidak bisa tampil di final akibat akumulasi kartu kuning dan harus menyaksikan Juventus kalah adu penalti melawan AC Milan setelah bermain imbang 0-0. "Jika kami berhasil juara di saat saya menjadi bagian klub, hal itu akan terasa luar biasa. Saya bisa istirahat dengan tenang," kata dia kepada Daily Telegraph.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement