REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PSSI akan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Meskipun waktu dan tempat belum ditentukan, sejumlah klub sudah bersiap.
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat Kuswara S Taryono mengatakan, jajaran pengurus Persib akan menggelar rapat internal. Dia menyebut, Persib akan satu suara dalam menentukan sikapnya di KLB nanti.
"Apa sikap dari Persib, terutama sikap secara menyeluruh akan kami bahas secara internal," kata Kuswara di Pengadilan Negeri Kota Bandung, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (20/2).
Kuswara tidak ingin Persib salah langkah dalam KLB karena ini akan menentukan sepak bola Indonesia ke depannya. KLB merupakan forum awal untuk menyiapkan perangkat Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Agenda kedua yaitu penetapan tanggal kongres pemilihan kepengurusan baru PSSI.
Sebelumnya, manajer Persib Umuh Muchtar menyambut baik rencana digelarnya KLB oleh PSSI. Tidak hanya itu, dia berharap KLB dapat dilaksanakan secepatnya.
"Jangan tunggu-tunggu beres Pemilu, kecuali kalau nanti pemerintah yang mengharuskan setelah Pemilu," kata Umuh.
Umuh menyebut PSSI harus besinergi dengan pemerintah dan tidak mengambil langkah seenaknya. Apalagi, masih ada voter yang menolak adanya KLB.
"Kalau anggota sudah minta seperti itu dan beberapa Exco sudah ada yang minta kenapa tidak? Kalau Exco dua pertiga sudah minta itu sudah sah," tegasnya.
Dalam KLB nanti akan ditentukan kepengurusan baru PSSI. Termasuk pengganti ketua umum baru. Umuh memang menjagokan Erick Thohir untuk maju, meskipun akhirnya menarik lagi ucapannya.
"Pak Erick sudah tidak siap dan tidak sanggup, meski kemarin sudah ngomong siap. Karena orang dekat yang dipercaya Erick Thohir mengatakan keluarganya tidak memberi izin," tegasnya.
Umuh menyebut calon Ketum PSSI harus memiliki kekuatan dan keberanian dalam menunjuk kepengurusan. Tidak hanya itu, Ketum PSSI harus orang yang sudah mengerti sepak bola.
"Ini harus segera saja kita rundingan dengan voter dan Exco. Kalau sekarang kita ambil keputusan buru-buru hasilnya juga jeblok, tidak menguntungkan semua pihak," kata dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika