Kamis 21 Feb 2019 13:26 WIB

Anggota Exco: KLB tak Boleh Ganggu Program PSSI

PSSI berkomitmen melanjutkan program kerja yang telah ditetapkan.

Plt Ketum PSSI Djoko Driyono: Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (tengah) saat tiba di gedung Krimum sebelum menjalani pemeriksaan, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Plt Ketum PSSI Djoko Driyono: Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (tengah) saat tiba di gedung Krimum sebelum menjalani pemeriksaan, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Refrizal mengatakan, pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) tidak boleh mengganggu program-program PSSI yang sudah berjalan. Sejauh ini, PSSI berkomitmen melanjutkan program kerja yang telah ditetapkan.

"KLB tidak boleh mengganggu program yang tengah berjalan seperti pendidikan wasit, pelatih, pengembangan pemain muda, dan kompetisi Piala Indonesia serta Piala Presiden. Jangan sampai menimbulkan kegaduhan," ujar Refrizal kepada pewarta di Jakarta, Rabu (20/2)

Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, pihak exco sebisa mungkin berupaya agar KLB bergulir sesuai dengan regulasi yaitu Statuta PSSI. Dengan demikian, Refrizal berharap  KLB tidak terganggu dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan organisasi.PSSI pun akan menjalin berkomunikasi dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) agar KLB berjalan sesuai jalur.

Terkait KLB, Refrizal menyebut PSSI sudah menampung nama-nama yang berminat menjadi ketua umum seperti Erick Thohir dan Krishna Murti. "Di KLB, PSSI bisa hanya mencari pengganti posisi ketua umum yang kosong atau memilih kembali mulai dari ketua umum, wakil ketua umum, dan seluruh anggota komite eksekutif," tutur dia.

Sebelumnya, Komite Eksekutif PSSI memutuskan untuk menggelar kongres luar biasa (KLB) setelah mencerna perkembangan kondisi persepakbolaan nasional. 

Saat ini, Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka perusakan barang bukti oleh Polri, Jumat (15/2). Barang bukti tersebut dianggap perlu oleh Satgas Antimafia Bola Polri untuk menyelidiki kasus pengaturan skor.  

Terkait KLB, PSSI menyatakan ada dua agenda di dalamnya. Pertama, membentuk perangkat komite pemilihan (KP) dan komite banding pemilihan (KBP). Kedua, menetapkan tanggal kongres pemilihan kepengurusan baru.

"Untuk komite pemilihan, saya sudah mengusulkan agar ketuanya kembali dijabat Pak Agum Gumelar seperti tahun 2016 lalu. Namun Pak Agum belum bersedia. Untuk komite bandingnya akan dipilih kemudian," kata Refrizal. 

PSSI terakhir kali menggelar KLB untuk memilih pengurus baru pada 2016. Ketika itu, Agum Gumelar menjabat sebagai ketua komite pemilihan. 

Hasil KLB pada masa itu yakni melakukan kongres pemilihan pengurus baru PSSI yang berlangsung pada November 2016.  Di sinilah Edy Rahmayadi terpilih menjadi ketua umum PSSI periode 2016-2020, sebelum ia mengundurkan diri dan digantikan oleh wakil ketua umum Joko Driyono mulai Januari 2019. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement