REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laga semifina Piala AFF U-22 akan mempertemukan Timnas U-22 dan Vietnam. Pelatih Timnas U-22 Indra Sjafri pun optimistis.
"Saya pernah bertemu Vietnam beberapa kali, juga ketika melatih U-19 kami pernah berhadapan di final (Piala AFF U-19 2013). Vietnam tim yang bagus, tapi bukan tidak bisa dikalahkan," kata Indra.
"Bahkan di 2013 itu, Vietnam mencapai final dengan status tak terkalahkan, namun pada akhirnya kami bisa mengalahkan mereka lewat adu penalti," ujar dia menambahkan.
Status tak terkalahkan itu kini disandang baik Vietnam maupun Indonesia dalam Piala AFF U-22. Vietnam sedikit lebih baik karena memiliki catatan dua kemenangan dan satu kali imbang, sedangkan Indonesia "cuma" sekali menang dan dua kali bermain imbang.
Status tersebut akan hilang dari salah satu tim, pasti. Bisa lewat 90 menit, dua kali babak tambahan atau melalui adu penalti. Pelatih Timnas Vietnam U-22 Nguyen Quoc Tuan optimistis bahwa waktu normal 90 menit akan cukup untuk menentukan pemenang dari laga tersebut.
"Saya kira pemenang akan ditentukan dalam 90 menit," kata Quoc Tuan.
Optimisme itu disambut dengan kelakar oleh Indra, sembari mengatakan "ya bagus dong, kita juga 85 menit selesai."
Namun di balik optimisme yang ada, Indra rupanya tidak mau jemawa dan lengah.
Ia tetap mengantisipasi semua kemungkinan yang ada dalam laga semifinal, termasuk jika harus diteruskan sampai adu penalti. Oleh karenanya, di sesi latihan Sabtu (23/2) sore, menu pamungkas sebelum pendinginan adalah simulasi tendangan penalti.
"Semua kemungkinan yang akan terjadi besok kita antisipasi dari sekarang," kata Indra.
Entah 90 menit atau adu penalti, keyakinan Quoc Tuan maupun antisipasi Indra peluangnya sama-sama 50:50, sebagaimana peluang Indonesia dan Vietnam mencapai partai final Piala AFF U-22 2019.