Selasa 26 Feb 2019 08:17 WIB

Cabor Andalan Kontingen Indonesia ini Siap Kuasai Olimpiade

Animo masyarakat terhadap cabor ini sedang sangat tinggi seiring limpahan prestasi.

Rep: Fitriyanto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Inpicture Prestasi luar biasa ditunjukkan atlet-atlet tim nasional panjat tebing Indonesia di China. Indonesia mampu menyabet tiga medali sekaligus: medali emas, perak, dan perunggu dalam nomor speed IFSC World Cup Chongqing, China, Ahad (6/5). Puji Lestari tersenyum lebar setelah di final sukses mengalahkan atlet asal Russia. Puji berhak meraih medali perunggu dalam kejuaraan dunia panjat tebing di Chongqing, China
Foto: Dok Istimewa
Inpicture Prestasi luar biasa ditunjukkan atlet-atlet tim nasional panjat tebing Indonesia di China. Indonesia mampu menyabet tiga medali sekaligus: medali emas, perak, dan perunggu dalam nomor speed IFSC World Cup Chongqing, China, Ahad (6/5). Puji Lestari tersenyum lebar setelah di final sukses mengalahkan atlet asal Russia. Puji berhak meraih medali perunggu dalam kejuaraan dunia panjat tebing di Chongqing, China

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) yakin cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia di berbagai multievent ini akan berjaya di Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Sekretaris Jenderal PP FPTI Sapto Hadiono menyadari, saat ini antusiasme masyarakat terhadap panjat tebing sedang sangat tinggi.

Terbentuknya animo masyarakat tidak lepas dari limpahan kesuksesan yang diraih atlet-atlet cabor panjat tebing di berbagai kejuaraan dunia. Puncaknya, nama cabor panjat tebing makin harum setelah meraih prestasi maksimal di Asian Games 2018.

Sapto mengatakan, saat ini FPTI sedang fokus mengasah kemampuan seluruh atlet untuk fokus ke nomor kombinasi putra dan putri. Menurut Sapto, sebagai cabor baru di Olimpiade, panjat tebing memang cuma mendapatkan jatah dua medali emas.

Meski hanya dua, Sapto menyebut tantangan dari perebutan medali-medali emas tersebut sangat tinggi. Itu karena nomor yang dipertandingkan termasuk paling jarang digelar di berbagai kejuaraan.

“Selama ini memang yang lebih difokuskan adalah nomor speed (kecepatan), dengan hanya dilombakan nomor combine, atlet dituntut juga untuk menguasi nomor lead dan boulder. Tidak hanya cepat, atlet juga harus bisa membaca lintasan panjat dengan baik," kata Sapto kepada Republika di Jakarta, kemarin.

Sapto mengatakan, bukan cuma atlet-atlet Indonesia yang harus beradaptasi. Menurut dia, seluruh atlet panjat tebing di dunia juga mengalami hal serupa. "Saya yakin semuanya di dunia harus memulai lagi dari nol, mengasah lagi kemampuan," kata dia.

Lebih lanjut, Sapto menyebut saat ini pelatihan nasional (pelatnas) panjat tebing untuk kualifikasi Olimpiade telah berlangsung di Yogyakarta. Lima atlet putra dan lima putri digembleng untuk terus fokus mengikuti berbagai menu latihan di dalam negeri.

Mereka adalah Temi Tali Lasa, Aspar Jaelolo, Fathur Roji, Alfian M Fajri, dan Rivaldi Ode Wijaya. Sedangkan di kelompok putri ada Nurul Iqomah, Aries Susanti Rahayu, Agustina Sari, Salsabilah, dan Chairul Ummi.

Sapto mengatakan, selain pelatnas di dalam negeri, para atlet tersebut sering dikirim ke luar negeri mengikuti seri kejuaraan dunia untuk mengumpulkan angka demi bisa tampil di Olimpiade 2020. Dari 10 nama tersebut, kata dia, panitia pelaksana Olimpiade 2020 hanya memberikan kuota untuk dua atlet putra dan dua atlet putri.

"Selanjutnya rencana kami ada empat seri kejuaraan dunia yang akan diikuti dalam waktu dekat yakni di Swiss, Rusia, Cina, dan Jerman. Itu semua akan dimulai April sampai akhir Mei," kata Sapto.

photo
Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu mengikuti Pelatnas di Arena Panjat Tebing Mandala Krida, DI Yogyakarta, Senin (4/6).

Selain aktif mengikuti event internasional panjat tebing, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah kejuaranan panjat tebing Asia. “Kita dipercaya jadi tuan rumah panjat tebing Asia. Rencana akan digelar bulan November di Jakarta, 18 negara sudah memastikan untuk ikut dalam ajang bergengsi yang mempertaruhkan nama bangsa ini,” ungkap dia.

Sapto mengatakan, Jakarta menjadi tuan rumah karena memiliki fasilitas pendukung yang baik. Selain itu, kejuaraan nanti juga bisa sekaligus untuk menjajal venue panjat tebing yang akan dibangun Pemerintah Ibu Kota di Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. "Saat ini, memang belum dibangun, tetapi pembangunan itu cukup waktu paling lama enam bulan,” ujar Sapto.

Sapto percaya mimpi untuk mengumandangkan lagu "Indonesia Raya" di Olimpiade 2020 bisa dicapai oleh panjat tebing. Sapto mengakui, hanya memperebutkan dua medali emas memang mempersempit peluang. Namun, dia menyebut peluang untuk terus berprestasi via panjat tebing bisa diretas kembali pada Olimpiade 2024.

Menurut Sapto, kemungkinan besar Olimpiade di Paris, Prancis, itu akan memperebutkan sepuluh medali emas. “Saat ini, kita dan juga negara lainnya sedang melobi agar di Olimpiade 2024 Paris medalinya lebih banyak, yang kita usulkan 10 yakni nomor boulder, lead, combine, speed, dan speed beregu untuk putra dan putri," ujarnya.

Meski masih lama FPTI sudah berkomitmen menyiapkan atlet panjat tebing untuk Olimpiade 2024 nanti. “Saya optimistis dengan regenerasi atlet panjat tebing, di pelatnas saat ini saja ada dua orang yang masih belum lulus SMA, belum lagi di berbagai daerah banyak atlet panjat tebing bertalenta," ujarnya.

Atlet panjat tebing senior Indonesia, Puji Lestari yakin misi FPTI akan berhasil. Ia percaya para penerusnya akan senantiasa menjaga tradisi prestasi yang sudah dipupuk selama ini.

“Regenerasi panjat tebing sudah baik, di daerah banyak bibit atlet panjat tebing. Soal Olimpiade 2020, rata-rata atlet panjat tebing kita itu sudah berlatih di tiga nomor, speed, lead dan boulder, jadi saya yakin dengan kemampuan mereka. Kalau saya pribadi memang tergolong telat berlatih, sehingga diarahkan ke nomor speed,” kata Puji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement