Rabu 27 Feb 2019 17:33 WIB

Lasmi dan Kuasa Hukum Temui Satgas Antimafia Bola

Sejak melaporkan kasus mafia bola ini, Lasmi mendapat berbagai intimidasi.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Endro Yuwanto
Mafia Bola: Pelapor kasus mafia bola, Lasmi Indaryani (keempat dari kiri) bersama kuasa hukum dan ayahnya mendatangi Mapolda Metro Jaya Jakarta Selatan, Rabu (27/2) siang.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Mafia Bola: Pelapor kasus mafia bola, Lasmi Indaryani (keempat dari kiri) bersama kuasa hukum dan ayahnya mendatangi Mapolda Metro Jaya Jakarta Selatan, Rabu (27/2) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelapor dugaan kasus mafia bola (whistleblower), Lasmi Indaryani, mendatangi Mapolda Metro Jaya Jakarta, Rabu (27/2). Lasmi datang bersama kuasa hukumnya, Boyamin Saiman, dan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.

Boyamin Saiman mengatakan, kedatangan rombongannya siang itu untuk bertemu tim penyidik Satgas Antimafia Bola dan meminta perkembangan penanganan kasus pengaturan skor pertandingan di Liga Indonesia.

"Secara formal kami minta perkembangan penanganan perkara ini. Termasuk sampai terakhir yang pelimpahan perkara ke Kejagung," kata Boyamin di Mapolda Metro Jaya, Rabu (27/2).

Namun, Boyamin enggan merinci sebagian besar materi penyidikan. "Mohon maaf, nggak bisa kami sampaikan. Intinya, kami menanyakan perkembangan penanganan perkara, sudah on the track," ujarnya.

Menurut Boyamin, penanganan kasus ini terbilang cepat. Ia pun berharap agar kasus ini segera P21 atau lengkap dan segera dilimpahkan untuk disidang. Sehingga, perkara ini dapat terselesaikan dan tidak menjadi beban bagi kliennya.

Boyamim menambahkan, saat bertemu dengan satgas, pihaknya meminta izin dan berencana untuk meminta perlindungan pada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Jumat (1/3) mendatang. Namun, ia mengungkapkan, belum ada jaminan dari satgas. Hanya koordinasi untuk perlindungan pada Lasmi. "Kami sudah menyampaikan pada satgas juga oleh Komdis PSSI, Mbak Lasmi menyatakan sebagai whistleblower yang menurut Statuta FIFA harus dilindungi," paparnya.

Lasmi pun menyatakan, sejak ia melaporkan kasus mafia bola ini, dirinya mendapat berbagai intimidasi dan tekanan. "Banyak yang meneror saya dalam berbagai bentuk ya, mereka seperti mengintimidasi saya untuk mungkin tidak bersuara di sini atau mungkin mereka berharap saya mencabut kasus ini," jelas dia.

Mantan manajer Persibara Banjarnegara itu mengaku mendapat intimidasi sejak ia membuka suara pada sebuah program acara televisi beberapa waktu lalu. Ia pun tidak mengetahui pihak mana yang melakukan intimidasi tersebut.

Tetapi Lasmi menduga hal itu dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan dibukanya kasus mafia bola ini. "Saya nggak tahu dari pihak mana, tapi ya mungkin saja pastinya dari pihak-pihak yang tidak suka dengan dibukanya kasus mafia bola ini," imbuhnya.

Lasmi juga menolak untuk menceritakan lebih rinci mengenai bentuk intimidasi yang ia terima. Namun, ia menegaskan, dengan adanya dukungan dari kuasa hukum dan sang ayah yang juga merupakan Bupati Banjarnegara, Lasmi bertekad untuk terus maju membuka kasus ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement