Ahad 03 Mar 2019 01:31 WIB

Pacific Caesar Cetak Sejarah, Melangkah ke Semifinal IBL

Pacific melaju ke semifinal setelah menundukkan Pelita Jaya 67-66 pada babak play-off

Pemain asing Pacific Caesar Qa'rrahan Aleem Calhoun.
Foto: DOK IBL
Pemain asing Pacific Caesar Qa'rrahan Aleem Calhoun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pacific Caesar mencatat sejarah di pentas bola basket Tanah Air. Kali pertama tim asal Surabaya ini mencapai semifinal kompetisi bola basket tertinggi Indonesia. Pacific melaju ke semifinal setelah menundukkan Pelita Jaya 67-66 pada babak play-off IBL Pertamax 2018-19 di Hi Test Arena  Batam, Sabtu (2/3).

Kemenangan ini membuat Pacific unggul 2-0 dengan sistem best of three. Tim asuhan Kencana Wukir sudah ditunggu Stapac di semifinal.

"Anak anak luar biasa. Mereka bekerja keras konsisten dan tetap percaya diri membuktikan bahwa yang dibilang orang tak mungkin terjadi bisa saja terjadi," kata Coach Kiki, sapaan Wukir.

Tujuh detik sebelum laga berakhir, bola dalam penguasaan PJ. Kiki hanya menanyakan pemainnya yakin menang atau tidak. "Mereka serempak teriak yakin. Maka saya minta mereka fokus dan konsisten menjaga," kata Kiki dalam keterangan yang diterima Republika.co.id.

Saat itu pelatih Pelita Jaya Fictor Gideon Roring meminta time out dalam kondisi hanya tertinggal satu poin. Asalkan bola masuk ring, Pelita Jaya hampir pasti mengambil gim ini. Tapi skema permainan yang digambar di papan strategi tak berjalan. Malah bola lepas saat detik-detik akhir. Sontak para pemain Pacific melompat-lompat kegirangan merayakan kemenangan ini.

Qa'rrahan Aleem Calhoun mencatat double double dengan 20 poin dan 16 rebound.  Jjuan Hadnot juga membuat double double dengan 15 angka dan 13 rebound. Okky Arista menambah sepuluh angka bagi Pacific.

Kapten tim Pacific, Muhammad Hardian Wicaksono membuat delapan poin. "Saya agak grogi di akhir, mungkin sudah kepikiran semifinal. Pacific mencatat sejarah. Saya tak bisa banyak bicara," kata Wicaksono.

Fictor Roring mengakui keunggulan Pacific. "Pacific memang selalu menyulitkan kami. Dua kali kekalahan hanya satu angka memang menyakitkan," kata Ito, sapaan Fictor.

"Anak anak sudah berusaha keras. Kami sudah bermain lebih agresif dibanding tim pertama tetapi tetap kalah. Sebenarnya permainan fifty fifty," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement