Senin 11 Mar 2019 22:19 WIB

Penonton Lempar Sandal, UEA Disanksi AFC

Hukuman ini diumumkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada Senin (11/3).

Gelandang Qatar Boualem Khoukhi (atas) merayakan gol pembuka timnya ke gawang Uni Emirat Arab (UEA) pada semifinal Piala Asia 2019, Selasa (29/1).
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Gelandang Qatar Boualem Khoukhi (atas) merayakan gol pembuka timnya ke gawang Uni Emirat Arab (UEA) pada semifinal Piala Asia 2019, Selasa (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Sepak Bola Uni Emirat Arab (UAE FA) didenda 150 ribu dolar AS dan tim nasionalnya diperintahkan untuk memainkan pertandingan kandang di stadion tertutup setelah penggemar lokal melempar sandal dalam pertandingan semifinal Piala Asia kontra Qatar. Hukuman ini diumumkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada Senin (11/3).

Qatar mengalahkan tuan rumah UEA 4-0 pada semifinal Piala Asia, 29 Januari lalu. Dalam pertandingan itu, pemain depan Qatar Almoez Ali dilempar alas kaki ketika ia merayakan gol kedua timnya.

Dua pencetak skor terakhir Qatar - kapten Hassan Al-Haydos dan Hamid Ismail - juga menjadi sasaran pelemparan di Stadion Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi.

AFC mengatakan UAE FA dihukum karena melanggar sejumlah artikel di kode disipline AFC, termasuk pertanggungjawaban atas perilaku penonton (pasal 65) dan pengaturan pertandingan (pasal 64).

"Komite Disiplin dan Etika AFC telah memberi sanksi kepada UAE FA denda 150 ribu dolar AS setelah insiden yang terjadi selama pertandingan semifinal Piala Asia melawan Qatar," kata AFC dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

Para penggemar juga telah mencemooh lagu kebangsaan Qatar. Sejumlah warga UEA duduk selama lagu diperdengarkan. Mereka baru berdiri saat lagu kebangsaan UEA berkumandang.

UEA, Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan politik dan perdagangan dengan Qatar pada Juni 2017 atas tuduhan Doha mendukung terorisme, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Qatar.

AFC mengatakan, UAE FA harus menyelesaikan denda dalam waktu 30 hari dan memperingatkannya bahwa setiap pelanggaran di masa depan dapat menyebabkan hukuman yang lebih berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement