REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, tak menganggap pencapaian di All England tahun ini gagal. Pasalnya, Indonesia masih membawa pulang satu gelar dari ganda putra lewat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan meskipun Hendra/Ahsan kini menjadi pemain profesional.
“Pastinya senang dengan hasil Hendra/Ahsan. Intinya bisa terus konsisten berprestasi, apalagi di turnamen bergengsi. Ini memberikan semangat baru dan keyakinan, paling tidak menuju Olimpiade 2020,” kata Susy dalam rilisnya akhir pekan ini.
Meskipun Hendra/Ahsan menjadi pemain profesional, lanjut Susy, namun keduanya tetap berlatih di Pelatnas Cipayung. Ia pun tak menganggap pasangan ini keluar dari pelatnas.
Susy mengambil sisi postif dari keberhasilan Hendra/Ahsan meraih juara All England kedua kalinya. Secara keseluruhan, menurut dia, ada progres bagus untuk pemain muda. Itu mengaca kepada hasil tahun lalu saat pemain yang mampu tembus ke semifinal hanya satu. Sedangkan, tahun ini sampai tiga.
“Padahal kans ke final bisa tiga wakil, tapi balik lagi ke pengalaman, ketenangan, yang bisa menentukan si atlet itu bisa tampil sampai akhir, apalagi di turnamen bergengsi seperti ini,” ungkap Susy yang juga pernah meraih juara empat kali All England.
Ganda putra memang menjadi target realistis PBSI sebelum keberangkatannya ke All England. Pasalnya, di sektor ini ada pasangan Kevin/Marcus yang dua kali berturut-turut menjuarai turnamen ini. Kemudian pasangan Fajar/Rian juga bisa diandalkan untuk meraih prestasi. Ditambah keikutsertaan Hendra/Ahsan.
Susy melihat Fajar/Rian berpeluang tembus final jika permainannya konsisten di semifinal saat melawan pasangan Malaysia. Hal itu, menurut dia, yang perlu diperbaiki oleh pasangan ini. Ketenangan, kematangan, dan jam terbang perlu ditingkatkan.