Selasa 19 Mar 2019 16:08 WIB

Tiga Alasan Sarri Terancam Dipecat dari Chelsea

Nasib Sarri di Chelsea berada diujung tanduk.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Maurizio Sarri
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Maurizio Sarri

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Nasib Maurizio Sarri di Chelsea berada diujung tanduk. Inkonsistensi penampilan the Blues di sejak paruh kedua Liga Primer Inggris, plus kekalahan dari Everton, Ahad (17/3) lalu, membuat tim asal London itu terlempar dari zona Liga Champions dan posisi empat besar.

Sebenarnya pasukan Maurizio Sarri itu punya peluang kembali ke zona Liga Champions, jika saja dua pertandingan terakhir mereka meraih tiga poin. Namun sayang, pertandingan lawan Wolves harus berakhir imbang 1-1, dan dikalahkan Everton 2-0.

Berikut tiga alasan Sarri terancam dipecat oleh Chelsea, dikutip dari Dailystar, Selasa (19/3) :

1. Gonzalo Higuain

Chelsea mencurahkan banyak waktu, energi dan negosiasi yang alot untuk membawa Higuain ke Stamford Bridge. Semua itu karena Sarri sangat ingin membawa mantan strikernya tersebut saat masih di Napoli.

Namun Chelsea enggan mengeluarkan biaya besar untuk membeli bintang Argentina tersebut, dengan hanya mengambil opsi peminjaman dari Juventus. Tapi, satu gol ke gawang Fulham dan dua gol ke gawang Huddersfiled merupakan penampilan yang kurang menyenangkan, mengingat Sarri menegaskan bahwa ia adalah striker terbaik di dunia.

Kontribusi minimalnya gagal menggantikan peran Alvaro Morata atau Diago Costa yang memilih pindah ke Atletico Madrid. Itulah mengapa Chelsea menjadi tim yang paling sedikit mencetak gol dibanding enam klub teratas di Liga Inggris.

2. Fan Chelsea

Beberapa manajer Chelsea telah meraskan 'racun' dari fan the Blues. Fan Chelsea nampaknya mulai gerah dengan gaya permainan dari Sarri yang tidak kunjung memberikan kontribusi yang layak untuk klub, karena kurangnya ketajaman di lini depan.

Bahkan fan Chelsea menghujat filosofi 'Sarriball' saat mereka dikalahkan Manchester United di Piala FA bulan lalu. Sarri juga melakukan pendekatan strategi yang pragmatis pada final Piala Liga ketika berhadapan dengan Manchester City. Sarri saat itu mengubah formasi favoritnya dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1. Sarri juga tidak membantu dirinya sendiri dengan memainkan pemain favorit fan, Callum Hudson-Odoi, Marcos Alonso.

3. Ruang Ganti

Saat Jose Mourinho kehilangan ruang ganti di Chelsea, maka pekerjaannya telah selesai di Stamford Bridge. Walaupun itu belum terjadi pada Sarri, tapi suasana ruang ganti the Blues nampaknya sedang tidak baik.

Para pemainnya jelas terlihat berjuang dan berusaha untuknya. Namun mereka semua terlihat bingung, terbelah dan kurangnya kepemimpinan. Puncaknya, insiden Kepa Arrizabalaga di final Piala Liga menunjukan bahwa Sarri telah kehilangan kendali. Kepa bukan satu-satunya pemain yang terlihat melawan Sarri. David Luiz yang pada momen Kepa menolak diganti justru malah membela Kepa.

Momen tersebut tidak akan terjadi jika saja John Terry, Frank Lampard maupun Peter Cech masih menjadi kapten Chelsea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement