Sabtu 23 Mar 2019 20:46 WIB

Stapac Jakarta Juara IBL Pertamax 2018/2019

Stapac mengalahkan juara bertahan Satria Muda (SM) Pertamina 2-0.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Israr Itah
Stapac Jakarta Juara IBL Pertamax 2018/2019.
Foto: DOK IBL
Stapac Jakarta Juara IBL Pertamax 2018/2019.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Stapac keluar sebagai juara Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax musim 2018/2019 setelah mengalahkan juara bertahan Satria Muda (SM) Pertamina 2-0 dalam format final the best of three. Stapac memetik kembali memetik kemenangan pada gim kedua 74-56 pada laga yang berlangsung di C'Tra Arena, Bandung, Sabtu (23/3). Ini merupakan gelar keenam Stapac dari 11 pertemuan kedua tim di final.

Laga berlangsung ketat sejak awal. Pelatih SM Pertamina Youbel Sondakh membuktikan janjinya akan memberikan perlawanan terbaik, meskipun timnya tak diperkuat pemain naturalisasi Jamarr Andre Johnson. Namun Stapac tetap memimpin 17-14 pada akhir kuarter pertama.

Pada kuarter kedua, SM Pertamina berhasil menyamakan poin dengan cepat melalui tembakan tiga angka dari Arki Dikania. Namun Stapac juga membalas tembakan tiga angka sehingga SM kembali tertinggal 20-17.

Poin ketat pada kuarter kedua. Melalui Dior Alexandors Lowhorn SM terus mengejar hingga poin 22-21. Poin ini cukup lama bertahan karena percobaan kedua tim untuk meraih poin selalu gagal. Usai time out dari Stapac, SM berbalik unggul 23-22 melalui tembakan dua angka Arki. Tak lama giliran Lowhorn melakukan tembakan angka sehingga poin menjadi 26-22 untuk keunggulan SM. Stapac kemudian dengan susah payah menyamakan kedudukan menjadi 28-28 mengakhiri kuarter kedua.

Titik kebangkitan Stapac terjadi pada kuarter tiga. Pada perempat ketiga ini, fokus beberapa pemain SM Pertamina menurun yang berbuah turn over. Para pemain Stapac memaksimalkannya dengan mencetak angka. Sebaliknya, SM Pertamina kesulitan mencetak angka karena center mereka Dior Lowhorn mendapatkan penjagaan dua sampai tiga pemain di dekat ring. Akhir kuarter kuarter ketiga, Stapac unggul 56-50.

Dominasi Stapac benar-benar nyata pada kuarter keempat. Tempo permainan yang tidak menurun karena kebijakan rotasi yang maksimal membuat Stapac tak terbendung. Tim asuhan Giedrius Zibenas membuat Arki Dikania Wisnu dkk seperti kehabisan akal untuk mencetak angka.

Di sisi lain, pertahanan SM Pertamina yang pada tiga kuarter awal cukup rapat dengan mudah ditembus. Time out yang diambil Youbel untuk mengubah keadaan tak berarti banyak. Sebab, para pemain SM Pertamina yang berada di lapangan terlihat tak sanggup menyamai agresivitas Stapac dan akhirnya menutup laga dengan skor 74-56. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement