REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Langkah timnas U-23 Indonesia harus terhenti akibat dua kekalahan beruntun pada babak kualifikasi grup Piala AFC U-23 2019. Sebelumnya, pemain depan Ezra Walian pun terpaksa tidak diturunkan karena dilarang oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana menanggapi hal itu. Menurutnya, ada kasus serupa di luar sana seperti yang dialami Ezra.
"Feeling saya cuma satu, PSSI tidak memberikan administrasi yang lengkap," kata Justin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/3).
Justin mencontohkan kasus yang dialami pemain timnas Thailand, Charyl Chappuis. Namun Federasi Sepak Bola Thailand berjuang melengkapi persyaratan hingga akhirnya Chappuis bergabung dalam timnas Thailand. "FIFA dan AFC itu kan ada protokolnya, statutanya, kalau mereka lihat ada satu yang tidak dipenuhi ya batal," katanya.
Justin mengakui dengan larangan bermain pada Ezra, ini membuat pelatih timnas U-23 Indra Sjafrie kerepotan. Menurutnya, Indra tidak mengantisipasi larangan tersebut.
Di sisi lain, Justin mengakui bahwa peran Ezra memang tidak terlalu banyak. Apalagi, Ezra baru bergabung dengan timnas beberapa hari sebelum berangkat ke Myanmar. "Jadi jangan mengharapkan Ezra sebagai el savador, orang yang menyelamatkan, tidak. Tapi dia punya harapan bisa berkontribusi di timnas," jelas dia.