Senin 25 Mar 2019 15:53 WIB

Fabiano Pastikan Proses Naturalisasinya Segera Selesai

Perjuangan meraih paspor Indonesia tidak lepas dari pengaruh keluarga Fabiano.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto
Bek Persib Bandung Fabiano Beltrame menggiring bola saat mengikuti sesi latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Ahad (24/3).
Foto: Abdan Syakura
Bek Persib Bandung Fabiano Beltrame menggiring bola saat mengikuti sesi latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Ahad (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemain belakang Persib Bandung, Fabiano Beltrame, memastikan proses naturalisasinya segera selesai. Ia sempat disembunyikan oleh manajemen Persib karena proses naturalisasinya tak kunjung selesai.

Pemain kelahiran Brasil ini menyebut prosesnya hanya tinggal di Presiden Republik Indonesia. Jika surat keputusan sudah ditandatangani, ia akan menjalani sumpah sebagai warga negara Indonesia.

Baca Juga

"Sekarang sedikit lagi, saya yakin mungkin 10 hari lagi atau maksimal pertengahan April sudah selesai semuanya," kata Fabiano di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Ahad (24/3).

Fabiano menyebutkan, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahyono, sudah memastikan hal tersebut. Teddy yang mengabarkan proses naturalisasinya sudah sejauh mana. "Ada kepastian prosesnya seperti apa. Dia (Teddy) berani suruh saya datang cepat ke Bandung agar beradaptasi dengan teman-teman," kata pemain berusia 36 tahun ini.

Menariknya, perjuangan mendapatkan paspor Indonesia tidak lepas dari pengaruh keluarga, bukan sepak bola. Bergabung dengan klub Indonesia sejak 2005 lalu ternyata membawa kesan tersendiri bagi keluarganya.

"Saya tanggal 15 Juni nanti saya sudah 14 tahun di sini. Terus saya datang ke sini sudah dari anak saya umur enam bulan. Sekarang mau 15 tahun terus dia betah di sini terus mereka (keluarga Fabiano) mau tinggal di sini karena ini negara ramah," kata Fabiano. "Orangnya ramah selalu terima orang asing dengan baik. Saya pikir kami lebih aman main dan tinggal di sini daripada di Brasil."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement