REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Satu nama muncul menyita perhatian pada laga Indonesia U-23 kontra Brunei Darussalam U-23 pada laga terakhir Grup K Kualifikasi Piala AFC U-23 2020, Selasa (26/3). Dia adalah Muhammad Dimas Drajad.
Penyerang timnas U-23 ini mencetak gol pembuka ke gawang Brunei pada menit ke-31. Pada pengujung laga, ia bertindak sebagai kiper dadakan dan menyelamatkan penalti Brunei untuk menghindarkan timnas U-23 dari hasil imbang. Indonesia menang 2-1 pada laga yang berlangsung di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam.
Dimas mencetak gol untuk Indonesia pada menit ke-31 memanfaatkan umpan Witan Sulaeman. Gol kedua Indonesia ditorehkan Muhammad Rafi Syarahil pada menit ke-78.
Kisah Dimas menjadi kiper berawal dari petaka yang datang menghampiri Indonesia sekitar lima menit menjelang pertandingan usai. Kiper Muhamad Riyandi melakukan pelanggaran terhadap penyerang Ak Md Azreen Eskander di dalam kotak penalti. Wasit lalu memberikan kartu kuning kepada Riyandi dan sepakan 12 pas untuk Brunei yang dieksekusi Muhammad Nur Asyaraffahmi.
Namun, ketika Riyandi menghentikan tendangan Nur, wasit menganggap dia melakukan pelanggaran dengan bergerak lebih dahulu sebelum Nur menendang. Wasit memberikan kembali kartu kuning kedua kepada Riyandi. Karena pergantian sudah habis, pelatih penyerang Dimas Drajad beralih menjadi penjaga gawang. Hasilnya, tepat pada menit ke-85, Azim Izamuddin mengeksekusi dengan baik sepakan penalti keduanya.
Skor 2-1 membuat Brunei berani menekan. Mereka sempat mendapatkan penalti kedua setelah Egy Maulana Vikri melakukan pelanggaran di kotak penalti. Namun, Dimas Drajad menjadi pahlawan dengan menepis tendangan penalti yang kali ini disepak oleh Nazirrudin Haji Ismail ke sisi kiri. Skor 2-1 pun tidak berubah hingga laga usai.
"Dengan melihat lirikan matanya, saya sudah prediksi dia akan mengarahkan bola ke kiri. Saya tahu seperti itu karena saya juga begitu kalau menendang penalti," ujar Dimas ketika ditemui usai pertandingan.
Dimas mengaku ia yang mengajukan diri menjadi kiper setelah Riyandi dikartu merah ketika Indonesia sudah menghabiskan jatah pergantian pemain. Pemain berusia 21 tahun itu merasa mampu mengemban tanggung jawab itu karena sehari sebelumnya sempat menjadi kiper dalam sesi latihan.
"Seperti ada firasat memang. Saya sempat berlatih menjadi kiper bersama Awan Setho, Bagas Adi Nugroho, dan Fredyan Wahyu. Alhamdulillah, saya bisa menyelamatkan timnas dari gol penalti," tutur pria yang juga prajurit TNI AD tersebut.
Penampilan Dimas di bawah mistar gawang mendapatkan pujian dari pelatihnya Indra Sjafri. "Dimas cukup bagus menjadi kiper pengganti. Walaupun sempat kebobolan satu penalti, dia bisa menepis penalti kedua," kata Indra.