REPUBLIKA.CO.ID, BAHRAIN -- Juara lima kali Formula Satu (F1) Lewis Hamilton megaku muak dengan aksi rasialisme. Hamilton menegaskan pentingnya bagi semua orang menentang sikap rasialis di semua bidang kehidupan, tak terkecuali dunia olahraga.
"Ini bukan hanya untuk para atlet, itu gila untuk berpikir bahwa saat ini di dunia itu masih benar-benar menonjol. Rasialisme masih merupakan masalah nyata, yang menyedihkan untuk dilihat," kata Hamilton dilansir ESPN, Jumat (29/3).
Sebelumnya, melalui unggahan dalam akun Instagram miliknya, pembalap kelahiran Inggris 34 tahun lalu menyampaikan dukungan serta apresiasinya terhadap kemenangan the Three Lions. Selain itu, ia merasa berang dengan nyanyian rasialis suporter Montenegro ke para pemain Inggris dalam laga Kualifikasi Piala Eropa 2020.
Hamilton dikenal mempunyai sikap kritis dengan masalah rasilaisme, tidak hanya di dunia olahraga namun juga di segala hal yang ada dalam kehidupan. Sebab, ia juga sempat mengalami pelecehan rasialisme pada tes F1 di Spanyol 2008 silam. Ketika itu sekelompok penonton mengenakan wig, make-up gelap dan T-shirt dengan slogan-slogan bertuliskan "Keluarga Hamilton".
Lebih lanjut, ketika ditanya tentang cara memerangi rasialisme, Hamilton mengungkapkan bahwa seluruh elemen harus bersikap tegas dan memberi hukuman tegas bagi para pelaku penebar kebencian tersebut.
"Saya tidak berpikir itu harus terjadi di mana saja, saya menilai tindakan harus diambil dan orang-orang harus jauh lebih ketat dengan masalah itu."
Bukan pertama kalinya bagi Hamilton menggunakan saluran media sosialnya untuk mengatasi masalah rasialisme. Setahun yang lalu, ia menyerukan keragaman yang lebih besar dalam olahraga.
Pada 2017 ia menunjukkan dukungan untuk mantan gelandang NFL Colin Kaepernick, yang memulai praktik berlutut untuk lagu kebangsaan Amerika Serikat menjelang pertandingan berlangsung.