Jumat 29 Mar 2019 20:17 WIB

Pengamat: Pentingnya Penegakan Hukum di Sepak Bola

Sistem kerja seperti Satgas Antimafia Sepak Bola harus tetap ada di PSSI.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Satgas Antimafia Bola, Brigjen Hendro Pandowo (kedua dari kiri).
Foto: Republika/Bambang Noroyono.
Ketua Satgas Antimafia Bola, Brigjen Hendro Pandowo (kedua dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamat sepak bola Tommy Welly memberikan tanggapan mengenai masa depan Satuan Petugas (Satgas) Antimafia Sepak Bola. Tommy menyatakan, selama ini satgas memberikan hasil yang bagus.

Sayangnya, meskipun mendapat hasil positif dari kinerjanya, satgas hanya memiliki waktu kerja selama enam bulan. Tomwel, sapaannya, berharap sistem kerja seperti Satgas Antimafia Sepak Bola harus tetap ada di PSSI.

"Bentuknya apakah format masih terpisah atau harus ada di dalam federasi dengan nama apa, itu bisa di pikirkan," kata Tomwel di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (29/3).

Tomwel menyebutkan match fixing adalah hal yang harus dibersihkan dari sepak bola. Sehingga, formulasi satgas bisa berubah bentuk untuk bergabung di PSSI, baik dalam bentuk komite tersendiri ataupun bergabung dengan Komite Ad Hoc yang saat ini dimiliki PSSI.

"Karena ini kerjanya harus diam-diam, sebagai bagian dari upaya penegakan hukum sepak bola. Menurut saya secara praktik harus tetap ada untuk memantau jalannya kompetisi," kata Tomwel.

Komentator sepak bola ini juga menyebut sepak bola menjadi cabang olah raga yang paling disorot. Sehingga, penting untuk PSSI mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sempat turun. "PSSI ke depannya bisa di set ulang, ini dalam upaya penegakan hukum, preventif dalam match fixing, yang kaya-kaya gini harus dibentuk dalam unit atau komite seperti apa sih, tentu ada. Baik itu bentuknya sinergi, MoU maupun apa pun bisa," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement