Sabtu 30 Mar 2019 05:37 WIB

Klopp dan Guardiola Dukung Pemain Tinggalkan Lapangan

Klopp dan Guardiola tak keberatan jika itu bisa menghilangkan aksi rasialisme.

Pelatih Liverpool, Juergen Klopp (kiri) dan pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Foto: EPA/Nigel Roddis
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp (kiri) dan pelatih Manchester City, Pep Guardiola.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juergen Klopp dan Pep Guardiola sama-sama rela menghentikan pertandingan jika pemain mereka terkena pelecehan rasialis, seperti yang dialami oleh beberapa pemain Inggris di Montenegro, pekan ini. Klopp dan Guardiola tak keberatan jika itu bisa menghilangkan aksi rasialisme.

UEFA telah membuka penyelidikan setelah pemain Inggris Danny Rose, Raheem Sterling dan Callum Hudson-Odoi mengatakan mereka korban dari aksi rasialisme dalam kemenangan 5-1 di Podgorica, Montenegro pada kualifikasi Piala Eropa 2020.

Baca Juga

Manajer Liverpool, Klopp, meyakini bahwa keluar lapangan hanya karena minoritas suporter rasialis cukup berlebihan dan justru membuat mereka terlihat punya kekuatan. Tetapi, Klopp mengatakan mendukungan keputusan itu jika memang harus dilakukan. Ia juga menegaskan, keputusan itu harus diambil ofisial pertandingan jika serangan terhadap pemain meningkat, bukan keputusan pelatih.

"Bukannya para pelatih yang harus melakukan itu, tapi petugas pertandingan. Sebab jika saya menarik para pemain dan mereka mengatakan itu tidak begitu serius, Anda kehilangan permainan. Tugas kami adalah memenangkan pertandingan sepak bola," kata Klopp memberikan masukan.

Guardiola juga mendukung para pemain Manchester City untuk keluar lapangan. Ia menambahkan sepak bola harus mencoba dan memberikan contoh untuk aksi melawan rasialisme.

"Kami bisa melakukan itu (keluar)," kata pelatih Spanyol itu. "Sepak bola adalah senjata yang kuat untuk mempertahankan prinsip-prinsip kemanusiaan. Orang-orang mengatakan Anda tidak dapat mencampuradukkan sepakbola dan politik tetapi itu tidak benar."

"Ini bukan masalah sepak bola, itu masalah masyarakat itu sendiri. Saya pikir di Eropa, bukan di sepakbola, ini semakin buruk."

 

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement