Ahad 31 Mar 2019 09:48 WIB

Pengamat: Normal PSSI Kehilangan Kepercayaan

Jika dibiarkan, justru akan menambah masa kelam PSSI.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto
Mantan Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (tengah) mengenakan rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (26/3/2019) dinihari.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Mantan Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (tengah) mengenakan rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (26/3/2019) dinihari.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Petugas (Satgas) Antimafia Sepak Bola terus melaksanakan tugasnya menyelesaikan kasus pengaturan skor atau match fixing. Dari mulai wasit, komite eksekutif, hingga Plt ketua umum (ketum) PSSI pun ditetapkan menjadi tersangka.

Sayangnya, dengan terjeratnya berbagai perangkat organisasi sepak bila, ini justru membuat kepercayaan pada PSSI semakin anjlok. Hal tersebut dibenarkan oleh pengamat sepak bola, Tommy Welly.

"Pasti terjadi penurunan kepercayaan masyarakat dan sudah terjadi, tapi tidak boleh dibiarkan. Normal jika semacam kurva kan ada turun, tapi jangan diabaikan," kata Tomwel, sapaan akrabnya, akhir pekan lalu.

Namun PSSI jangan mengabaikan kemerosotan ini. Karena jika dibiarkan, justru akan menambah masa kelam PSSI yang seharusnya terus dibersihkan. "Tadi satgas bersih-bersih, ya keluarga sepak bola juga harus bersih-bersih dong, klub, asprov, voter harus bersih diri," terangnya.

Inilah kenapa Tomwel menjadi salah satu yang vokal agar PSSI cepat melaksanakan kongres luar biasa (KLB). Karena setelah KLB digelar, paling tidak ada sosok baru yang dianggap lebih mampu memimpin PSSI. "Supaya ke depannya naik lagi kepercayaan, memang yang nanti mengisi orang-orang yang track recordnya bagus, kan harus begitu, jadi kemudian kurvanya bisa naik lagi," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement