REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pembalap Formula One (F1) dari tim Alfa Romeo, Kimi Raikkonen membuktikan kemampuannya berangsur-angsur meningkat pada musim balap 2019. Hal itu disebabkan aturan baru F1 tentang desain sayap depan mobil.
Finis di urutan kedelapan pada seri pembuka GP Australia, Raikkonen melanjutkan performa positifnya dengan finis di urutan ke tujuh pada GP Bahrain, akhir pekan lalu. Pembalap asal Jerman itu finis di belakang pembalap anyar McLaren, Lando Norris.
Meski gagal menyalip Norris, Raikkonen menilai ada kemajuan desain aerodinamika F1 tahun ini, salah satunya adalah desain sayap depan yang lebih sederhana. Menurutnya, perbaikan sayap depan mobil itu membuat dirinya dapat lebih mengendalikan mobil dan menempel pembalap lain.
"Ya, saya pikir sekarang lebih (bisa) berdekatan (dengan lawan)," kata Raikkonen seperti dikutip dari Motorsport, Ahad (7/4).
Raikkonen menilai, perubahan yang terjadi dapat berpotensi dirinya untuk menciptakan beberapa peluang emas. Terbukti, ia dapat meningkatkan hasil balap meski tidak signifikan. Meski begitu, ia masih kesulitan ketika berada di tikungan karena masih dalam masa penyesuaian dengan desain mobilnya yang baru.
"Keluar dari tikungan masih sulit, tapi sekarang bisa menempel lebih dekat di ujung tikungan," ujarnya.
Hal yang berbeda dirasakan oleh jawara GP Bahrain, Lewis Hamilton. Menurut pembalap Mercedes itu, perubahan aturan tentang desain sayap tidak menghasilkan apa-apa pada mobilnya. "Tidak ada bedanya. Perubahan ini tidak membawa perbedaan apa-apa, masih buruk," tegasnya.