Selasa 09 Apr 2019 16:14 WIB

Mantan Pelatih Ajax Minta Maaf ke Juve Soal Tuduhan Doping

Endt mengakui, Juve adalah salah satu kandidat juara Liga Champions musim ini.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Suporter Ajax Amsterdam
Foto: EPA/ANP/Olaf Kraak
Suporter Ajax Amsterdam

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Mantan pelatih Ajax Amsterdam David Endt meminta maaf kepada Juventus karena tudingannya terkait dugaan doping pada final Liga Champions (LC) 1995/1996 silam. Komentar itu memicu ketegangan antarkedua tim jelang bentrokan pada babak perempat final Liga Champions musim 2018/2019.

"Saya salah paham, saya tidak mengatakan bahwa Juventus dibius (doping)," kata Endt kepada Tuttomercato, disadur Football Italia, Selasa (9/4).

Ajax akan berjumpa klub raksasa Italia, Juventus, pada leg pertama perempat final Liga Champions. Ajax dijadwalkan bertindak sebagai tuan rumah terlebih dahulu sebelum bertandang ke Stadion Allianz, Turin, pada Rabu 17 April mendatang.

Sementara itu, Endt yang merupakan penggemar Inter Milan mengeluarkan sindiran pedas terkait doping yang digunakan oleh para penggawa Signora Omicidi kala melakoni laga final di ibu kota Italia. Meski demikian, ia telah meminta maaf.

Endt mengakui, ucapannya adalah sebuah lelucon bagi seorang penggemar yang tidak bisa berpikir jernih. "Saya tidak bermaksud menyinggung Juventus, tetapi mereka menganggap serius apa yang saya katakan," sambung dia.

Laga final Liga Champions antara Ajax dan Juventus digelar di Stadion Olimpico, Roma, Italia, 22 Mei 1996 silam. Pertandingan berjalan sengit dan harus berakhir dengan skor sama kuat 1-1. Di dua kali babak tambahan, skor tak berubah dan harus ditentukan melalui adu penalti.

Gawang Ajax yang saat itu dijaga oleh Edwin Van der Sar kemasukan empat gol, sedangkan gawang Juventus yang dikawal oleh Angelo Peruzzi hanya kemasukan dua gol. Nyonya Tua akhirnya menang dengan skor penalti 4-2 dan berhak atas trofi bergengsi Eropa. "Saya ingin mengklarifikasi apa yang saya katakan. Saya ulangi, tidak ada tuduhan dalam kata-kata saya. Maafkan saya."

Mantan pelatih Ajax medio 1993 hingga 2013 itu mengakui, Juve merupakan salah satu kandidat favorit juara si Kuping Besar musim ini. Bahkan, De Joden dinilai sangat sial bisa bertemu dengan juara bertahan Seri A Italia. Meski demikian, ia berharap Ajax dapat tampil maksimal demi membalas dendam partai final 1995/1996 silam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement